News

Pemkot Bandung Fokus Salurkan Separuh Lulusan SD, Keseimbangan Antar Sekolah Negeri-Swasta

Radar Bandung - 17/07/2025, 07:37 WIB
DS
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Kegiatan siswa-siswi mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah jenjang SMP di Kota Bandung. (Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berbeda dari kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terkait penambahan rombongan belajar (rombel) di sekolah negeri. Alih-alih menambah kapasitas di sekolah negeri, Pemkot Bandung justru memilih untuk menyalurkan separuh lulusan SD ke sekolah swasta sebagai upaya menjaga keberlangsungan lembaga pendidikan swasta.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin menyampaikan dari total 36.666 lulusan SD tahun ajaran ini, sekitar 50 persen akan diarahkan untuk bersekolah di swasta.

“Kalau kebijakan gubernur menambah rombel, itu mungkin untuk provinsi. Tapi Kota Bandung punya pendekatan berbeda,” ujar Erwin saat ditemui di Jl. Taman Pramuka, Kota Bandung, Rabu (16/7/2025).

Menurutnya, kebijakan ini dirancang untuk menciptakan keseimbangan antara sekolah negeri dan swasta di Kota Bandung.

“Kami ingin sekolah swasta tetap hidup. Kalau semua masuk negeri, siapa yang rawat swasta?”

Ia menjelaskan dalam pelaksanaannya, Pemkot Bandung telah memetakan sekolah swasta ke dalam empat kategori, A, B, C, dan D. Sekolah swasta yang masuk kategori C dan D menjadi prioritas dalam penyaluran siswa, karena dinilai paling membutuhkan dukungan pemerintah.

“Sekolah tipe A dan B itu favorit, mereka sudah bisa jalan sendiri. Fokus kami ke tipe C dan D agar mereka tidak tutup,” jelas Erwin.

Ia menegaskan langkah ini mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi. Jika sekolah swasta kekurangan siswa dan akhirnya gulung tikar, maka ancaman pengangguran guru menjadi konsekuensi serius.

“Kalau sekolah swasta mati, guru-gurunya jadi pengangguran. Kita tidak bisa biarkan itu terjadi,” tegas Erwin.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan tak hanya menyalurkan siswa, Pemkot Bandung juga mengalokasikan dana bantuan bagi siswa dari keluarga tidak mampu yang memilih bersekolah di swasta. Bantuan itu dikucurkan melalui program Rawan Melanjutkan Pendidikan (RMP) yang khusus menyasar siswa jenjang SMP.

“Kita pakai RMP untuk bantu siswa swasta. Jadi tidak ada alasan tidak sekolah hanya karena biaya,” ujar Erwin.

Ia pun mengimbau orang tua atau wali murid yang mengalami kesulitan untuk segera melapor ke Dinas Pendidikan atau langsung kepadanya. Pemkot memastikan siap memberikan bantuan agar anak-anak tetap bisa mengakses pendidikan.

“Kalau ada yang tidak bisa bayar sekolah swasta, hubungi saya langsung atau ke Disdik. Insyaallah kami bantu sampai gratis,” pungkasnya.(dsn/mg3)