RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Penyelenggaraan event olahraga berskala nasional seperti Pocari Sweat Run sebagai salah satu strategi memperkuat citra Bandung sebagai kota yang aman, nyaman, dan mendukung aktivitas publik berskala besar.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menjelaskan Bandung telah menjadi salah satu dari lima kota utama di Indonesia, bersama Jakarta, Yogyakarta, Magelang (Jawa Tengah), dan Bali, yang secara konsisten menggelar event lari tahunan.
“Ini tahun ke-12 Pocari Run digelar di Bandung, artinya, kota ini sudah diakui sebagai kota yang ramah untuk event. Bukan hanya menyemangati masyarakat untuk tetap aktif, tapi juga mendorong geliat ekonomi secara langsung,” ujar Farhan usai membuka gelaran Pocari Sweat Run 2025 di kawasan Kiara Artha Park, Jumat (18/7/2025).
Ia pun mengungkapkan event tahun 2025 diproyeksikan akan diikuti oleh 15.000 pelari, dengan estimasi pengunjung jauh lebih besar karena mayoritas peserta datang bersama keluarga.
Farhan menilai, momentum ini merupakan peluang penting bagi Kota Bandung untuk menggerakkan ekonomi, terutama pada sektor pariwisata, jasa, perdagangan, dan transportasi.
“Selama beberapa hari, mulai Kamis hingga Minggu, pusat kota dan Kiara Artha Park akan ramai oleh pengunjung. Ini jadi daya ungkit bagi hotel, restoran, penyedia jasa transportasi, UMKM, dan sektor pendukung lainnya,” jelas Farhan.
Farhan juga meminta agar pihak penyelenggara membagikan data profil peserta kepada Pemkot Bandung, sebagai bahan evaluasi dan perencanaan event ke depan.
“Berapa banyak yang dari luar kota, berapa lama menginap, dan seberapa besar pengeluaran mereka di Bandung. Itu penting sebagai dasar pengambilan kebijakan berbasis data,” ujarnya.
Farhan juga menekankan Pemerintah Kota Bandung bersama aparat kepolisian telah mempersiapkan skema rekayasa lalu lintas secara komprehensif, guna meminimalkan dampak terhadap aktivitas warga.
“Kami telah melakukan pengujian rute dan menggelar rapat koordinasi lintas sektoral bersama Polrestabes Bandung. Tujuannya jelas, jangan sampai event ini justru merugikan masyarakat karena kemacetan,” tegasnya.
Terkait kebersihan, Farhan menambahkan Pemkot Bandung menurunkan tim gabungan dari enam kecamatan dan 16 kelurahan yang jalurnya dilewati peserta lari. Sementara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akan melakukan penyisiran sampah sejak tengah malam di sepanjang rute, termasuk jalan protokol.
“Begitu pelari selesai, sampah langsung dibersihkan. Semua harus merasakan Bandung sebagai kota yang bersih dan menyenangkan. Kita sudah terbukti mampu menangani event besar, seperti rangkaian pawai Persib bulan Mei lalu. Maka saya optimistis, tim kita bisa menangani ini dengan baik,” ungkap Farhan.
Pihak penyelenggara, PT Amerta Indah Otsuka, memastikan waktu pelaksanaan lomba lari tahun 2025 telah disesuaikan demi meminimalisir gangguan lalu lintas.
Marketing Director PT Amerta Indah Otsuka, Puspita Winawati menyebutkan start akan dilakukan lebih pagi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Sabtu dimulai pukul 05.00 WIB dan Minggu pukul 04.00 WIB. Harapannya, seluruh kegiatan selesai sebelum pukul 08.00, sehingga warga bisa kembali beraktivitas seperti biasa,” ujar Puspita.
Puspita juga menambahkan koordinasi dengan Pemkot Bandung dan instansi terkait sudah dilakukan selama berbulan-bulan, bukan hanya dalam waktu singkat.
“Kami ingin menjamin event ini aman, nyaman, dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat,” tegasnya.
Puspita menjelaskan Bandung menjadi pilihan utama karena menawarkan iklim yang sejuk serta kekayaan kuliner dan destinasi wisata.
“Pelari merasa nyaman di Bandung. Selain ikut lomba, mereka juga bisa menikmati wisata dan budaya. Ini memperkuat posisi Bandung sebagai kota destinasi olahraga sekaligus pariwisata,” ungkapnya.
Farhan menutup dengan menyatakan Pocari Sweat Run adalah bagian penting dari city branding.
“Ini bukan hanya soal lari, tapi menunjukkan Bandung siap dan layak menjadi tuan rumah berbagai jenis event nasional,” pungkasnya.(dsn)