RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Pehobi ikan koi, Hartono Soekwanto sudah berhasil meraih berbagai prestasi di tingkat nasional hingga dunia. Meski begitu, ia tidak lantas berpuas diri. Salah satu fokusnya saat ini adalah membantu pembudidaya meningkatkan kualitas ikan koi dalam negeri.
Namanya melambung saat berhasil berhasil menjadi juara dunia pada tahun 2011. Dua tahun kemudian, ia meraih Grand Champion Nishikigoi Off the World 2013 di Jepang dengan Ikan Koi jenis Kohaku bernama Mu-Lan Legend. Namun, jauh sebelum itu, petualangannya dimulai pada tahun 2008.
Saat itu, ia membeli sebuah rumah di kawasan Setrasari, Sukasari, Kota Bandung. Di sana, terdapat sebuah kolam yang tidak terpakai. Iseng, ia memelihara Ikan Koi yang dibeli seharga Rp150 ribu dari pasar.
Ia pun mendapat pengetahuan mengenai ikan dari teman-temannya, termasuk mengenai kualitas yang baik. Kecintaannya pada ikan koi makin tinggi. Ia memutuskan untuk pergi ke tempat asal Ikan Koi, Jepang.
“Setelah ikut kontes di sini, dengan Ikan Koi harga Rp50 juta, saya ke Jepang, belajar selama 2 tahun 8 bulan, hingga jadi juara dunia. Saya orang tercepat di dunia, dari belajar nama Koi dan juara dunia,” kata Hartono sembari melempar senyuman tipis.
Menurut dia, mengembangbiakkan atau hobi Ikan Koi ini memang tidak mudah. Ikan jenis ini sangat mudah berubah perilakunya. Ada banyak faktor yang bisa melararbelakanginya, yakni bisa karena temperatur air maupun faktor lingkungan.
“Memang enggak gampang lah pelihara Koi ini, kan tiap hari berubah. Dia nyaman di suhu air 24 sampai 28 derajat. Kalau malam mungkin 22 sampai 24 derajat, dia nyaman. Kedinginan enggak nyaman, kepanasan apalagi. Tapi Bandung kan sudah dapat semua suhunya. Tidak harus pakai chiller (pendingin),” ujarnya.
Ia berpesan kepada pehobi Ikan Koi atau pembudidaya jangan mudah menyerah. Sarannya adalah tidak mengikuti metode perawatan Ikan Koi di Jepang, karena Indonesia memiliki caranya tersendiri.
“Ikan Koi atau makhluk hidup itu enggak ada yang sempurna. Koi juara dunia tidak sempurna. Cuman juara dunia itu adalah Ikan Koi yang terbaik waktu itu. Yang penting menikmati, kita happy, ikannya happy, ya sudah,” kata Hartono sembari merapikan rambutnya.
Saat ini, Hartono Soekwanto memiliki misi membantu para petani Ikan Koi di Indonesia. Sejak beberapa tahun silam, Hartono Soekwanto memilih menjadi orang di belakang layar di dunia Ikan Koi Indonesia.
Ia rajin memberikan benih Ikan Koi untuk para petani mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Alasannya pun cukup sederhana, Hartono Soekwanto ingin para petani Ikan Koi di Indonesia mempunya bibit dengan garis keturunan yang unggul agar dunia menghargai.
“Saya enggak pernah menjual, ngasih indukan saja ke ratusan petani binaan. Supaya teman-teman ini punya bibit, bloodline yang bagus. Ada kepuasan tersendiri memang, tapi dasarnya supaya Indonesia dihargai di dunia,” katanya.
Dengan upaya itu, Hartono Soekwanto berhasil menaikkan kelas petani Ikan Koi di Indonesia. Hal itu terpotret dari sejumlah kejuaraan Ikan Koi di Indonesia, Jepang tidak berhasil jadi kampiun.
“Lima tahun terakhir ini yang dari Jepang tidak pernah bisa menang di Indonesia. Perlombaan di Jakarta tahun ini, petani dari Kediri bisa menang. Jadi sudah bagus, sudah hebat, petani kita sudah enggak bingung,” kata Hartono.
Saat ini, mereka sudah bisa mengembangbiakkan Ikan Koi dengan ukuran satu meter. Perkembangan itu cukup pesat, karena dulu hanya mampu mengembangbiakkan Ikan Koi ukuran 55 centimeter tanpa melihat kualitas.
(dbs)