News

Evaluasi Dampak Acara Besar di Bandung, Soroti Titik Macet Tak Terduga

Radar Bandung - 22/07/2025, 20:05 WIB
Diwan Sapta
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Evaluasi Dampak Acara Besar di Bandung, Soroti Titik Macet Tak Terduga
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan di Balai Kota Bandung, Selasa (22/7). (Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melakukan evaluasi menyeluruh terhadap dampak kegiatan publik berskala besar pada Rabu pekan depan. Evaluasi ini akan mencakup berbagai aspek, termasuk pola lalu lintas dan kesiapan komunikasi publik.

Farhan mengungkapkan salah satu temuan awal yang cukup mengejutkan adalah kepadatan lalu lintas di kawasan Ahmad Yani-Cicadas yang terjadi sejak pukul 04.30 pagi. Ia mengakui, baik pihak kepolisian maupun dirinya tidak menduga arus kendaraan akan begitu tinggi pada waktu tersebut.

“Saya kasih satu aja, saya tidak pernah menyangka jam 4.30 itu Jalan Ahmad Yani sudah penuh. Titik kemacetan itu muncul lebih cepat dari yang diperkirakan,” ungkap Farhan di Balai Kota Bandung, Selasa (22/7/2025).

Fenomena tersebut menjadi salah satu indikator yang akan dievaluasi lebih dalam oleh Pemkot Bandung dan jajaran terkait. Farhan menilai, kepadatan lalu lintas yang terjadi sejak dini hari menjadi pertanda penyusunan rekayasa lalu lintas untuk acara besar masih perlu penyempurnaan, terutama dari sisi prediksi waktu puncak kepadatan.

Selain soal lalu lintas, Farhan juga menyoroti keluhan sejumlah pihak terkait suara klakson yang muncul selama acara berlangsung. Ia menilai, sebagian besar keluhan datang dari peserta atau wisatawan yang datang dari luar Bandung.

“Tampaknya yang banyak protes soal klakson itu adalah peserta dari luar kota. Tapi ya wajar, mereka sedang jadi wisatawan di Bandung,” ujar Farhan.

Sebagai pembanding, Farhan menyebutkan pengalaman Jakarta International Marathon yang berlangsung sebelumnya, di mana ruas jalan benar-benar steril dari kendaraan umum. Namun, kondisi tersebut tidak bisa langsung diterapkan di Bandung karena menyangkut kebijakan dan otoritas kepolisian lalu lintas.

“Kalau di Jakarta bisa steril total, karena sudah disepakati dan dilakukan oleh kepolisian. Nah di Bandung, kepolisian memutuskan tidak semua ruas bisa disterilkan, kecuali yang benar-benar tertutup seperti Jalan Merdeka dari jam 12 malam sampai jam 10 pagi,” jelasnya.

Menurut Farhan, kondisi geografis dan struktur jalan di Bandung yang memiliki banyak alternatif turut menjadi pertimbangan utama pihak kepolisian untuk tidak mensterilkan semua rute. Oleh karena itu, ke depan Pemkot akan memperkuat komunikasi kepada publik, terutama bagi peserta dari luar daerah, agar lebih memahami skema lalu lintas dan dinamika kota.

“Kita akan mencari cara komunikasi yang lebih efektif. Supaya mereka yang datang bisa memahami, tidak hanya menikmati, tapi juga tidak terkejut dengan kondisi lapangan,” pungkasnya.(dsn/mg3)


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.