RADARBANDUNG.id – Perkumpulan Besar Padel Indonesia (PBPI) terus berkomitmen membangun fondasi olahraga padel di Tanah Air melalui penyelenggaraan kompetisi rutin.
Salah satunya adalah Sirkuit Indonesia Open 2025 yang kini telah menyelesaikan seri keduanya di Bandung dengan atmosfer persaingan yang kompetitif.
Bandung menjadi kota kedua yang menjadi tuan rumah setelah sebelumnya Jakarta membuka seri perdana pada Mei lalu. Secara keseluruhan, PBPI merencanakan empat kota penyelenggara, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali.
Sekretaris Jenderal PBPI, Bugi Setiawan, menegaskan bahwa tujuan utama dari turnamen ini adalah membuka peluang bagi munculnya atlet-atlet baru yang bisa mewakili Indonesia di kancah internasional.
“Harapan saya pribadi, turnamen ini menjadi sarana untuk melahirkan the future of Indonesia para atlet masa depan,” ungkap Bugi di Padel Hill, Bandung.
Bugi menambahkan, selain menjadi ajang kompetitif, turnamen ini juga berfungsi sebagai proses seleksi untuk menjaring talenta potensial yang dipersiapkan untuk ajang Asia Padel Cup 2025 yang akan berlangsung di Qatar pada Oktober mendatang.
“Kompetisi seperti ini kami manfaatkan sebagai panggung untuk para pemain menunjukkan bakat dan kemampuan mereka. Kami juga sedang menyusun tim untuk tampil di Piala Asia nanti, jadi scouting dilakukan dari sini,” jelasnya.
Ia juga mengaku terkesan dengan penampilan para peserta, termasuk pemain-pemain baru yang menunjukkan potensi menjanjikan meskipun belum lama terjun ke dunia padel.
“Yang membuat saya terharu, pemain-pemain baru ternyata menunjukkan kualitas yang luar biasa. Ini jadi modal bagus untuk memperluas data pool pemain nasional,” katanya.
Pada kelas Women’s Open pasangan Komang Sri M dan Novela Rezha sukses menorehkan prestasi gemilang dengan meraih gelar juara dalam Sirkuit Indonesia Open 2025.
Kemenangan ini menjadi bukti kekompakan dan kerja keras keduanya sepanjang persiapan dan pertandingan. Komang mengungkapkan bahwa persiapan untuk turnamen ini telah dilakukan selama sekitar satu bulan.
“Latihan intens terus dilakukan, apalagi karena pekerjaan saya memang melatih padel, jadi hampir setiap hari tetap berlatih,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa meski keseluruhan berjalan lancar, tantangan berat datang di partai final saat harus menghadapi pasangan tangguh Beatrice Gumulya dan Kintan Pratiwi.
Hal senada juga disampaikan Novela. Ia menilai seluruh lawan yang mereka hadapi memberikan perlawanan seimbang. “Hampir semua pertandingan berjalan ketat, tidak ada yang benar-benar mudah,” katanya.
Hubungan personal dan pengalaman sebelumnya juga menjadi faktor menarik di balik pertemuan final, mengingat Komang sebelumnya pernah menjadi juara bersama Beatrice, sedangkan Kintan pernah menjadi partner Komang di ajang berbeda.
Sementara pada kelas Men’s Open, pasangan Zar Lazahido dan Marc Berinls menang atas pasangan Giorgio S dan Sergi Nogueras. (pra)