RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Sejumlah Sekolah Dasar (SD) di Kota Bandung mulai menyesuaikan diri dengan kebijakan baru jam masuk sekolah yang ditetapkan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan. Namun, tidak semua sekolah menerapkan aturan masuk pukul 07.30 sesuai Surat Edaran Wali Kota Nomor 103/DISDIK/2025. Banyak sekolah justru tetap meminta siswa datang pukul 07.00 dengan alasan penguatan karakter dan efisiensi jadwal.
Di SDN 162 Warungjambu, Kecamatan Kiaracondong, siswa tetap diimbau datang lebih awal, meski pembelajaran efektif baru dimulai pukul 07.30.
Menurut staf kurikulum sekolah, Tajudin Akbar, jeda waktu sebelum belajar dimanfaatkan untuk kegiatan kokurikuler seperti olahraga pagi dan aktivitas kebudayaan Sunda.
“Kami manfaatkan pukul 07.00 hingga 07.30 untuk membiasakan anak-anak aktif dan berkarakter. Ini sejalan dengan Kurikulum Merdeka,” ujar Tajudin, Rabu (30/7/2025).
Penyesuaian serupa juga terjadi di SDN 006 Buahbatu. Sekolah ini menggunakan skema dua shift dan memilih memulai aktivitas siswa pukul 07.00 dengan pembiasaan 15 menit, lalu pembelajaran efektif dimulai pukul 07.15.
“Kami sesuaikan dengan kondisi rombel. Kalau terlalu siang, anak-anak pulangnya jadi sore. Jadi lebih efektif kalau mulai 07.15,” jelas PKS Kurikulum SDN 006, Neneng Dewi Purwanti.
Kebijakan fleksibel ini tidak hanya mempertimbangkan efektivitas pembelajaran, tetapi juga dinamika lalu lintas dan aksesibilitas siswa. Sekolah yang mayoritas muridnya berdomisili dekat sekolah, seperti SDN 162 Warungjambu dan SDN 191 Babakan Surabaya, mengaku tidak terdampak oleh isu kemacetan.
“Anak-anak banyak yang jalan kaki karena tinggal dekat. Jadi tidak terlalu terdampak lalu lintas,” ungkap tim Humas SDN 162, Kania.
Hal senada disampaikan PPID SDN 191 Babakan Surabaya, Indah yang menyebutkan sistem zonasi mempermudah akses siswa ke sekolah tanpa kendaraan pribadi.
Namun tidak semua sekolah memiliki kondisi serupa. SDN 006 Buahbatu, yang berada di jalur arteri, mengaku tetap menghadapi kemacetan meskipun jadwal sudah diatur ulang.
“Sekolah kami di jalan utama. Jadi tetap macet. Jam masuk berapa pun, tetap saja padat,” ungkap Neneng.
Berbeda halnya dengan SD 255 Griya Bumi Antapani. Guru sekaligus pengelola kurikulum, Siti Aisah menyebut ada perbaikan lalu lintas setelah penyesuaian jam masuk.
“Sekarang agak lebih lengang. Tidak terlalu macet seperti sebelumnya,” ujarnya.
Meski dampak terhadap kemacetan belum seragam, sekolah-sekolah di Bandung sepakat perubahan jadwal ini membawa efek positif terhadap kesiapan belajar siswa. Orang tua pun disebut lebih memahami kebijakan baru setelah dijelaskan manfaatnya.
“Tidak ada keluhan dari orang tua. Setelah kami beri pemahaman, mereka bisa menerima,” ujar Indah.
Bagi guru yang tinggal jauh dari sekolah, kebijakan ini juga dirasa membantu. Jam masuk yang sedikit mundur memberi ruang persiapan lebih luas di pagi hari.
“Saya pribadi merasa lebih tenang. Dulu terburu-buru, sekarang lebih santai dan siap mengajar,” ungkap Siti Aisah.(dsn/mg1)