RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Indonesia dengan bonus demografi saat ini menyertakan banyak peluang sekaligus tantangan, baik dari sisi kesehatan maupun finansial. Jawa Barat, provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, menjadi salah satu pusat dari dinamika tersebut. Menurut proyeksi terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat tahun 2025, total penduduk provinsi ini pada tahun 2025 diperkirakan mencapai sekitar 51,1 jiwa. Dari jumlah tersebut, Generasi Z (lahir antara 1997–2012) dan Generasi Milenial (lahir antara 1981–1996) mendominasi jumlah penduduk Jawa Barat yakni sebesar 53%, yang terdiri dari Generasi Z sebesar 26,86% dan Milenial sebesar 26,21%.
Jawa Barat, khususnya kota Bandung, sejak lama terkenal akan anak mudanya yang kreatif, inovatif, dan adaptif terutama dalam bidang kreatif, teknologi, seni, budaya, dan kewirausahaan. Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat 2023, terdapat lebih dari 4.217 pelaku industri kreatif di Kota Bandung. Lebih jauh, banyak UMKM juga yang lahir dan tumbuh subur di Kota Bandung, yakni sekitar 140.000 UMKM , yang sebagian pelaku UMKM tersebut merupakan anak muda.
Tantangannya, sebagian besar dari mereka bekerja sebagai pekerja lepas/freelancer, pelaku usaha UMKM yang tidak memiliki penghasilan tetap serta belum terlindungi secara formal oleh sistem jaminan sosial nasional seperti BPJS Kesehatan. Apalagi, seringkali anak muda terlalu keras bekerja, baik karena tuntutan pekerjaan maupun dorongan diri sendiri, sehingga mereka lupa pentingnya menjaga kesehatan, jatuh sakit bahkan menanggung semua risiko dengan biaya sendiri.
Di provinsi Jawa Barat sendiri, dua penyakit yang cukup sering dialami anak muda adalah DBD (Demam Berdarah Dengue) dan tifoid (tifus). Data dari Dinas Kesehatan Jawa Barat, terdapat total 53.342 kasus DBD yang menyerang masyarakat Jawa Barat, termasuk anak muda, di mana sebanyak 304 orang bahkan meninggal dunia. Gaya hidup serba cepat, kurang tidur, dan pola makan yang kurang sehat membuat anak muda makin rentan.
Tanpa perlindungan kesehatan yang memadai, risiko ini bisa bikin produktivitas dan kondisi finansial mereka terganggu. Survei dari TGM Research pada tahun 2024 menunjukkan bahwa 84% anak muda di Indonesia, merasa khawatir terhadap tingginya biaya hidup serta 78% responden mengaku mulai menyesuaikan gaya hidup dan mencari alternatif yang lebih terjangkau. Hal ini menunjukkan bahwa mereka semakin sadar akan pentingnya pengelolaan keuangan yang cermat, baik untuk kebutuhan pribadi maupun orang-orang terdekat mereka. Selain itu, dalam berkarya, data dari Deloitte Global 2025 Gen Z and Millennial Survey menyebutkan bahwa 34% anak muda Indonesia ingin mengejar kebebasan finansial dalam berkarir.
PRUSehat Syariah: Perlindungan yang #BeneranPas untuk Kaum Muda
Memahami tantangan yang dihadapi kalangan muda, khususnya di Bandung, Prudential Syariah menghadirkan produk asuransi kesehatan PRUSehat Syariah yang terjangkau, manfaat yang pas sesuai dengan kebutuhan anak muda saat ini, termasuk bagi para pekerja lepas dan pelaku UMKM. Dengan kontribusi mulai dari Rp230 ribuan per bulan, PRUSehat Syariah menawarkan perlindungan terhadap penyakit-penyakit yang umum menyerang anak muda, seperti tifus, demam berdarah, hingga perawatan kanker dan cuci darah.
Vivin Arbianti Gautama, Chief Customer Marketing Officer Prudential Syariah, mengatakan, “Anak muda sekarang menghadapi tantangan besar, mulai dari menjaga kesehatan sampai mengatur keuangan. Banyak dari mereka yang belum memiliki proteksi formal, sementara biaya kesehatan terus meningkat setiap tahun. PRUSehat Syariah hadir sebagai solusi yang #BeneranPas, kontribusinya terjangkau, manfaatnya sesuai kebutuhan, dan membantu mereka tetap tenang dan produktif. Melalui produk ini, kami juga berkomitmen untuk mendukung generasi muda Jawa Barat mencapai potensi terbaik serta mendampingi mereka menjalankan amanah untuk melindungi diri dan keluarga.”
Asuransi Syariah Bukan hanya Proteksi, tetapi untuk Membantu Sesama
Berbasis pada prinsip syariah, PRUSehat Syariah juga menjunjung tinggi nilai-nilai tolong menolong antar peserta, menjadikannya bukan hanya produk perlindungan, tetapi juga sarana kontribusi sosial yang bermakna.
“Asuransi syariah bukan hanya mengenai proteksi, semua peserta akan saling membantu peserta lainnya melalui kontribusi yang dibayarkan dan dikumpulkan pada Dana Tabarru’. Bahkan, ketika terjadi klaim, dana tersebut akan digunakan untuk sesama peserta. Jadi, walaupun kita tidak mengajukan klaim, kita tetap berkontribusi untuk membantu sesama,” tambah Vivin.
Produk ini dapat menjawab kebutuhan generasi muda untuk tetap sehat secara fisik dan kuat secara finansial, tanpa mengorbankan gaya hidup mereka yang kreatif dan dinamis. Keunggulan PRUSehat Syariah juga terletak pada fleksibilitas dan jangkauan pelayanannya. Peserta dapat mengakses ke lebih dari 1.700 jaringan rumah sakit PRUPriority Hospitals di seluruh Indonesia, termasuk di Jawa Barat.
“Dengan PRUSehat Syariah, Generasi muda tak perlu lagi memilih antara kesehatan dan biaya hidup. Kini, mereka bisa terus berkarya dan berinovasi dengan tenang karena perlindungan kesehatan yang mereka miliki memang #BeneranPas,” tutup Vivin. (apt)