RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Kementerian Agama RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) mengelar Kick Off Event Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) 2025 di Aula MAN 1 Kota Bandung.
Even ini sebagai ajang bergengsi dalam menggali potensi dan prestasi siswa madrasah di seluruh tanah air. Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Kementerian Agama dalam menciptakan generasi emas madrasah yang unggul, kompetitif, dan berakhlak mulia.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno menyatakan ajang ini bukan hanya wadah untuk unjuk prestasi akademik, tetapi juga ruang pembinaan karakter dan spiritualitas siswa madrasah.
“Melalui Olimpiade ini, kita ingin menunjukkan bahwa madrasah bukan hanya tempat belajar ilmu agama, tetapi juga pusat lahirnya ilmuwan muda yang unggul dalam sains, teknologi, dan humaniora,” tegasnya.
OMI 2025 mengedepankan integrasi nilai-nilai keislaman dalam bidang sains dan riset, yang mengajarkan murid untuk melihat ilmu pengetahuan sebagai bagian dari ibadah dan pengembangan diri sesuai ajaran Islam.
“Tidak kalah penting, budaya lokal juga diintegrasikan dalam kompetisi ini sebagai upaya melestarikan kearifan lokal sekaligus memperkaya perspektif ilmiah murid, tambah Suyitno.
Suyitno mengatakan even ini juga menjadi ajang peningkatan akses melalui ruang kompetisi yang strategis bagi murid Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah seluruh Indonesia dalam skala nasional yang selanjutnya menjaring bibit unggul yang akan dipersiapkan sebagai wakil Indonesia dalam kompetisi internasional di bidang sains dan keislaman.
OMI 2025 mengintegrasikan dua ajang bergengsi, yaitu Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang telah berlangsung sejak 2012, dan Madrasah Young Researcher Supercamp (MYRES) yang dimulai pada 2018.
“Kedua ajang ini telah melahirkan banyak ilmuwan muda madrasah yang berprestasi di tingkat nasional dan internasional,” sambungnya.
Tidak hanya lomba, OMI 2025 juga menggelar public lecture tentang “Sejarah Keemasan Sains Islam” yang mengupas kontribusi tokoh-tokoh Islam seperti Al-Khwarizmi, Ibnu Sina, dan Al-Biruni dalam membangun peradaban ilmu yang memadukan wahyu dan akal, ini akan memicu lahirnya Ibnu Sina baru, yakni generasi yang melek sains, kokoh iman, dan mampu menjadi pencerah di tengah masyarakat global yang semakin kompleks.
Live Update
- Sidang Isbat Kemenag Putuskan Idul Adha Jatuh pada 6 Juni, Hilal Terlihat Detik-detik Akhir di Aceh 2 bulan yang lalu
- Semarak Lomba Kreatif HUT Bhayangkara Ke 79, Tarik Tambang, Bakiak, hingga Futsal Sarungan Meriahkan Lapangan Polda Jabar 2 bulan yang lalu