News

Penerapan dan Solusi Alternatif Kebijakan Rombel di Jawa Barat

Radar Bandung - 11/08/2025, 14:29 WIB
Diwan Sapta
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Penerapan dan Solusi Alternatif Kebijakan Rombel di Jawa Barat
Suasana kelas bersama siswa rombongan belajar (rombel) sekolah negeri jenjang Sekolah Menengah Atas di Kota Bandung. (Fauziah Herlina Azhar.mg3/Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat menerapkan kebijakan rombongan belajar (rombel) untuk 16 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri dan 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri.

Teknis rombel ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Jabar Nomor 463.1/Kep.323-Disdik/2025 tentang Petunjuk Teknis Pencegahan Anak Putus Sekolah (PAPS) dan sudah mulai diterapkan di sekolah pada Juli lalu.

Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), dalam rentang 2023–2025, terdapat 66.385 anak di Jawa Barat yang putus sekolah dan 133.258 anak tidak melanjutkan pendidikan.

Oleh karena itu, Pemprov jabar memberlakukan kebijakan ini dengan tujuan memastikan semua anak mendapatkan hak pendidikan, mencegah anak putus sekolah, dan meningkatkan akses layanan pendidikan.

Namun, pada praktiknya, kebijakan ini mendapat respons pro-kontra khususnya pihak sekolah swasta.

Ketua Umum Forum Kepala Sekolah SMA Swasta (FKSS) Jawa Barat, Ade D Hendriana, menyebutkan kebijakan ini menurunkan jumlah siswa baru di SMA swasta secara signifikan.

“Dari tahun ke tahun memang sekolah-sekolah swasta itu mengalami penurunan, karena adanya jalur domisili. Kemudian, 2 tahun kebelakang, kita semakin menurun karena adanya program sekolah penyangga. Secara terdampaknya jelas. Ada sekolah-sekolah bahkan yang tidak mempunyai siswa, dan bahkan ada yang kepala sekolahnya diberhentikan,” ungkap Ade saat ditemui di SMA Guna Dharma, Jumat (8/8/2025).

Menanggapi hal ini, pengamat kebijakan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Cecep Darmawan mengungkapkan sejatinya kebijakan ini merupakan langkah darurat yang dilakukan oleh Pemprov Jabar guna mengatasi permasalahan anak putus sekolah di Jawa Barat.

“Ya memang kalau kondisi normal, itu memang seharusnya maksimal 36. Tapi saya bilang, Gubernur Jawa Barat itu kan berpikirnya karena darurat banyaknya anak putus sekolah sehingga perlu dioptimalkan. Memang, tentu tidak ideal ya (kebijakan rombel). Tidak bisa ideal,” jelas Cecep sata dimintai keterangan via telepon, Jumat (8/8/2025).

Disamping itu, saat memberikan tanggapan, Cecep sempat menyarankan beberapa alternatif ihwal kebijakan ini.

“Jadi pada sistem pembelajarannya tetap sama. Kan tidak semua kelas 50. Jadi, khusus kelas-kelas dengan murid cukup, di shiftkan. Alternatif kedua, bisa model belajar sebagian di dalam, sebagian di luar. Tetapi, harus dipastikan belajar di luar itu tidak terganggu. Ada mejanya, ada kursinya. Pokoknya dirancang dengan baik,” jelasnya.

Selain menyarankan teknis yang bisa dilakukan agar pembelajaran tetap efektif, Cecep juga menyarankan perlu adanya evaluasi dan perbaikan di tahun depan. Evaluasi tersebut mencakup pendataan lapangan yang komprehensif dari pemetaan kondisi realitas sekolah.

Ade juga menyarankan untuk ada komunikasi dan komitmen dengan pihak sekolah swasta.

Menurutnya, data anak-anak putus sekolah sebaiknya dicari dan didata oleh kepala desa di awal kebijakan ini akan diberlakukan, bukan di tengah-tengah penerapan kebijakan.

“Harusnya setelah PAPS selesai, siswa itu ditracking, ada berapa siswa yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA atau SMK. Itu yang harus carinya. Bukan yang sudah dapat dipindah ke sana,” tegas Ade.

Cecep berharap adanya perbaikan kebijakan di tahun depan.

“Saya berharap kebijakan tahun depan harus sudah berubah, karena mungkin ruang kelas baru sudah ada dan pemetaan dengan sekolah swasta lebih baik. Sehingga, begitu beralih tahun, anak yang tadi 50 itu sudah dibagikan berada dengan kelas yang normal. Mudah-mudahan dengan begitu, tidak ada dampak terlalu signifikan antara kualitas pendidikan,” ungkapnya.(dsn/mg3)


Terkait Jawa Barat
Kapolda Jabar Resmikan Shelter Pesat Gatra 93 di Gunung Ciremai, Sekaligus Pimpin Pendakian Jelang HUT ke-80 RI
Jawa Barat
Kapolda Jabar Resmikan Shelter Pesat Gatra 93 di Gunung Ciremai, Sekaligus Pimpin Pendakian Jelang HUT ke-80 RI

RADARBANDUNG.id- Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Rudi Setiawan didampingi Wakapolda Jabar, Pejabat Utama (PJU) Polda Jabar bersama TNGC, Perhutani, LSM Akar dan PPGC melakukan peresmian Shelter Pesat Gatra 93 (Pos PG 93) yang terletak di Pos 3 Jalur Pendakian Gunung Ciremai, Jumat (8/8/2025). Peresmian shelter ini merupakan bagian dari kegiatan pendakian Gunung Ciremai yang dilaksanakan oleh […]

Ibu Kapolda Jabar, Diana Rudi Setiawan Jadi Satu-Satunya Ketua Bhayangkari Tembus Puncak Gunung Ciremai
Jawa Barat
Ibu Kapolda Jabar, Diana Rudi Setiawan Jadi Satu-Satunya Ketua Bhayangkari Tembus Puncak Gunung Ciremai

RADARBANDUNG.id- Di tengah kesibukan mendampingi Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Setiawan dalam berbagai kegiatan, Ketua Bhayangkari Daerah Jawa Barat, Diana Rudi Setiawan, mencuri perhatian publik dengan hobinya yang unik dan penuh tantangan. Berbeda dari kebanyakan, beliau memiliki kegemaran mendaki gunung dan menjelajah alam bebas. Hobi ini bukan hanya menjadi sarana refreshing dari rutinitas, tetapi […]

KDM Akan Lakukan Langkah Strategis Pengelolaan Sampah Terintegrasi di Jabar
Jawa Barat
KDM Akan Lakukan Langkah Strategis Pengelolaan Sampah Terintegrasi di Jabar

RADARBANDUNG.id, KABUPATEN CIANJUR – Pemdaprov Jabar akan memberlakukan sistem reward and punishment dalam pengelolaan sampah di tingkat kabupaten/kota, hingga desa dan kelurahan. Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Dedi Mulyadi usai mengikuti Rapat Pembahasan Penanganan Sampah Terintegrasi Wilayah Jawa Barat, di kantor Bupati Cianjur, Kabupaten Cianjur, Sabtu (9/8/2025). Sanksi yang akan diberlakukan adalah penangguhan bantuan keuangan […]

Pemanfaatan Lahan Gunung Mas Puncak Bogor PTPN I Regional 2 Sesuai Regulasi
Jawa Barat
Pemanfaatan Lahan Gunung Mas Puncak Bogor PTPN I Regional 2 Sesuai Regulasi

RADARBANDUNG.id, JAKARTA — PTPN I Regional 2 selain memiliki brand produk teh yang mendunia dan langganan ekspor bagi Negara Eropa dan Asia, juga memiliki potensi wisata alam yang menarik banyak wisatawan. Misalnya, Gunung Mas yang berada di kawasan Puncak Bogor yang beberapa tahun terakhir telah dikelola menjadi agrowisata baik secara mandiri mau kerjasama dengan investor. […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.