RADARBANDUNG.ID, SOREANG – Warga Kabupaten Bandung diminta bersiap menghadapi udara dingin hingga akhir bulan ini.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu minimum sempat turun sampai 14 derajat Celsius pada pekan kedua Agustus.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu, menyebut fenomena ini bukan anomali.
“Kondisi udara dingin akan terus terasa hingga akhir Agustus karena pengaruh musim kemarau,” ujarnya, Jumat (15/8).
Menurut BMKG, faktor utama penurunan suhu adalah monsun Australia yang membawa massa udara kering dan dingin.
Angin dari selatan ini menekan kelembaban dan mempercepat pendinginan pada malam hari.
Selain itu, minimnya tutupan awan di wilayah Bandung membuat energi panas yang tersimpan siang hari cepat terlepas ke atmosfer pada malam hingga dini hari. Dampaknya, suhu permukaan turun lebih tajam.
“BMKG mencatat adanya fenomena atmosfer regional seperti gelombang Rossby ekuator dan sirkulasi siklonik. Pola angin tersebut memperkuat dinamika cuaca di Jawa Barat, termasuk Bandung Raya,” ungkap dia.
Data pengamatan menunjukkan suhu terendah mencapai 14,4 derajat di Lembang dan 17,2 derajat di Stasiun Geofisika Bandung. Angka ini masih tergolong wajar dalam pola klimatologis Agustus.
“Memang lebih dingin dari hari biasanya, tetapi masih dalam kisaran normal puncak kemarau,” tandas Teguh.
BMKG memperkirakan pola suhu rendah masih bertahan setidaknya sampai transisi menuju musim hujan mulai terasa.
Diperkirakan perubahan baru akan terjadi pada September mendatang.
“Warga diimbau tetap menjaga kesehatan. kami mengingatkan risiko penyakit seperti flu lebih mudah menyerang saat udara dingin,” ujar dia.
Dengan kondisi ini, fenomena udara “tiris” dipastikan masih menemani aktivitas warga Bandung Raya sepanjang Agustus sebelum nantinya perlahan beralih ke musim hujan. (kus)