News

Perajin Boneka Sayati Hilir Terancam Bangkrut, Harap Pemerintah Batasi Impor Produk Cina

Radar Bandung - 21/08/2025, 19:04 WIB
Darmanto
Darmanto
Tim Redaksi
Perajin Boneka Sayati Hilir Terancam Bangkrut, Harap Pemerintah Batasi Impor Produk Cina
Perajin boneka R2N Collection Robi Permana (39) menunjukan hasil karyanya yang kini mulai sepi peminat. (eko sutrisno/radar bandung)

RADARBANDUNG.ID, KAB BANDUNG – Para perajin boneka di Kampung Boneka Sayati Hilir, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, terancam bangkrut akibat penurunan daya beli masyarakat dan membanjirnya produk impor asal Cina.
Kerugian ditaksir mencapai 70 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Salah seorang Perajin boneka R2N Collection Robi Permana (39) mengungkapkan, omset bulanan yang biasanya mencapai puluhan juta rupiah kini hanya tersisa seperempatnya.

“Kami bertahan dengan pesanan kecil dan penjualan daring, tapi kondisinya berat, bayangkan saja saya yang memiliki toko ini sedari tahun 70an kondisinya seperti ini apalagi yang lain,” katanya, Rabu (21/8).

Menurutnya, menurunya omset tersebut dipengaruhi daya beli masyarakat menurun serta dampak terbesar terasa dari persaingan di marketplace daring yang menjual barang barang dari Cina.

“Harga boneka impor bisa jauh lebih murah, sehingga banyak pelanggan beralih ke sana. Padahal secara kualitas kami bisa saingi, namun apa daya jika pasar impor dari Cina di buka besar, UMKM seperti saya tentunya kalah,” katanya, Rabu (21/8).
Ia menyebut dulu mampu mempekerjakan hingga 15 orang, kini hanya tersisa dua pegawai yang bertahan.

“Pendapatan yang biasanya puluhan juta per bulan, sekarang tinggal seperempatnya. Kami bertahan sekadar untuk menutupi ongkos produksi,” ujarnya.

Penurunan permintaan yang signifikan, lanjut dia, menyebabkan banyak pelaku usaha di kampungnya tidak lagi mampu menutup biaya produksi.
Sejumlah rumah produksi yang dulu ramai kini dialihfungsikan menjadi toko galon air, penyewaan alat gym, hingga warung gorengan.

“Bisa dilihat dari gerbang masuk dua tahun terakhir, banyak perajin mulai berguguran, beralih jadi pekerjaan lain. Saya juga akhirnya, harus mencari tambahan ekonomi dengan buka bengkel motor,” ungkap dia.

Data warga menunjukkan jumlah pelaku usaha aktif di Sayati Hilir turun dari sekitar 100 usaha menjadi hanya 60 usaha pada 2023.
Setiap usaha rata-rata mempekerjakan empat hingga 20 orang, sehingga ratusan pekerja terancam kehilangan mata pencaharian.

Para perajin berharap pemerintah meninjau kembali regulasi impor produk boneka dari Cina.
Mereka menilai arus barang yang masuk tanpa batas merugikan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).

“Kami minta ada pembatasan impor atau tarif khusus supaya produk lokal bisa bersaing,” kata dia.

Selain itu, mereka juga berharap adanya dukungan modal, akses peralatan produksi, hingga pendampingan pemasaran agar usaha boneka kembali berkembang.

“Selama ini semua modal berasal dari kantong sendiri, belum pernah ada bantuan signifikan. Meski menghadapi tekanan berat, para perajin bertekad bertahan dengan meningkatkan inovasi produk dan memperluas jaringan reseller. Namun tanpa kebijakan yang melindungi pasar lokal, Kami khawatir jumlah usaha akan terus berkurang,” pungkasnya. (kus)


Terkait Kabupaten Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.