RADARBANDUNG.ID, KAB BANDUNG – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Cakra Amiyana, mengingatkan bahwa hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memastikan kapan, di mana, dan seberapa besar gempa bumi akan terjadi.
Menurutnya, kondisi tersebut menuntut masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan, terutama setelah rentetan gempa kecil terdeteksi di wilayah Kabupaten Bandung sejak akhir Juli hingga pertengahan Agustus 2025.
“Gempa bumi memang tidak bisa diprediksi secara tepat, baik waktunya, lokasi, maupun kekuatannya. Karena itu, kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci utama agar masyarakat siap menghadapi potensi bencana,” ujar Cakra dalam keterangan resminya, Jumat (22/8/2025).
Ia menjelaskan, catatan BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa di segmen barat Sesar Lembang dan di Sesar Kertasari dengan kekuatan bervariasi antara magnitudo 1,3 hingga 2,1.
“Aktivitas tersebut menjadi dasar bagi Pemkab Bandung untuk menerbitkan Surat Edaran tentang peningkatan kewaspadaan bencana,” ujar dia.
Cakra menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik, tetapi tetap harus memiliki pengetahuan dasar tentang langkah penyelamatan diri ketika gempa terjadi.
BPBD juga mendorong agar aparat kecamatan lebih aktif melakukan sosialisasi, edukasi, dan simulasi bencana di tingkat warga.
“Kita harus hidup berdampingan dengan potensi bencana. Karena itu, edukasi, literasi kebencanaan, dan latihan simulasi harus terus dilakukan agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa,” katanya.
BPBD Kabupaten Bandung juga meminta masyarakat rutin memantau informasi resmi dari BMKG dan PVMBG, serta segera melaporkan ke Posko Pusdalops jika terjadi kondisi darurat. (kus)