RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Diskarmat) Kota Bandung mencatat sebanyak 174 kasus kebakaran terjadi sepanjang Januari hingga Agustus 2025. Sebagian besar insiden menimpa bangunan hunian milik warga, dengan korsleting listrik dan kelalaian penggunaan kompor menjadi penyebab utama.
Kasie Pemadaman Diskarmat Kota Bandung, Asep Rahmat mengingatkan kebakaran merupakan musibah yang sulit diprediksi dan bisa menimpa siapa saja. Karena itu, ia menegaskan pentingnya meningkatkan kewaspadaan dalam aktivitas sehari-hari.
“Kebakaran muncul ketika kita abai atau lalai. Kejadiannya bisa kapan saja, tidak ada tanda-tanda khusus. Segala potensi yang bisa menimbulkan api harus dicermati dan diawasi,” ujar Asep saat ditemui di Bandung, Jumat (22/8/2025).
Menurut Asep, banyak kebakaran terjadi akibat kelalaian kecil yang kerap diabaikan. Kabel listrik yang menumpuk di satu titik, peralatan elektronik yang tidak sesuai standar keamanan, hingga penyimpanan barang mudah terbakar di sekitar sumber panas menjadi pemicu umum yang jarang disadari warga.
“Banyak insiden dimulai dari korsleting listrik. Ada kabel yang bertumpuk, ada juga peralatan diletakkan sembarangan. Termasuk penggunaan gas elpiji yang tidak hati-hati, semua ini bisa memicu api,” jelasnya.
Ia menegaskan pencegahan adalah kunci utama dalam menekan angka kebakaran. Kesadaran bersama dan kewaspadaan kolektif diharapkan mampu mengurangi risiko musibah yang setiap tahun merugikan warga Bandung, baik secara materi maupun psikologis.
“Yang terpenting adalah kewaspadaan sejak awal. Jangan menunggu api membesar. Jika masyarakat sigap, kebakaran bisa dicegah sebelum meluas,” ujarnya.(dsn)