RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung resmi meluncurkan rangkaian Asia Africa Festival (AAF) 2025. Perhelatan tahun ini dirancang bukan sekadar menjadi ajang hiburan, tetapi juga forum strategis yang mengangkat gagasan pemuda internasional sekaligus menampilkan kekayaan budaya dari berbagai negara dan daerah di Indonesia.
AAF 2025 akan dibuka dengan Asia Africa Youth Forum (AAYF), 5 hingga 7 September 2025. Forum ini akan menghadirkan talk show bertema pariwisata, perdagangan, dan investasi, simulasi Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 oleh pemuda internasional, serta penutupan dengan karnaval budaya yang melibatkan peserta dari lintas negara.
Selain forum pemuda, festival ini juga menghadirkan Asia Africa Carnival, pawai budaya di sepanjang Jalan Asia Afrika. Untuk pertama kalinya, karnaval tersebut akan digelar pada malam hari dengan konsep festival cahaya yang diharapkan memberi pengalaman visual berbeda sekaligus menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Rangkaian AAF 2025 turut diperkuat dengan After Event di empat kawasan Kota Bandung. Bandung Utara akan menampilkan musik jazz, Bandung Timur menghadirkan panggung musik underground, Bandung Barat memperkenalkan kampung toleransi, dan Bandung Selatan menyajikan pagelaran seni budaya lokal.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menegaskan AAF 2025 menjadi implementasi visi Bandung Utama, Unggul, Terbuka, Amanah, Maju, dan Agamis.
Menurutnya, visi tersebut harus diwujudkan melalui program nyata yang membentuk sumber daya manusia berintegritas, terbuka pada keberagaman, dan berorientasi kemajuan dengan landasan nilai-nilai religius.
“Hari ini kita menyaksikan lahirnya forum yang bukan hanya tempat berbicara, tetapi juga ruang menguji ide-ide anak muda. Bisa jadi, gagasan yang muncul di Asia Africa Youth Forum inilah yang mengantarkan kita menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Farhan usai meresmikan rangkaian kegiatan tersebut, di The Jayakarta Hotel, Kota Bandung, Sabtu (23/8/2025).
Farhan menambahkan, peserta AAYF 2025 yang terdiri dari komunitas pemuda, duta wisata, dan mahasiswa hubungan internasional harus diberi ruang untuk menyuarakan pemikiran mereka.
Ia berharap simposium, pertukaran pelajar, penelitian bersama, hingga proyek sosial dapat menjadi bagian konkret dari festival ini.
Menurutnya, Bandung sebagai tuan rumah KAA memiliki tanggung jawab moral untuk terus menghidupkan semangat solidaritas Asia-Afrika sekaligus mengajak generasi muda ikut merancang masa depan kawasan.
“Ini bukan sekadar seremoni, tapi langkah membangun jaringan pemuda internasional yang visioner,” tegas Farhan.
Peluncuran AAF 2025 berlangsung meriah dengan penampilan Ulin Barong Badranaya dari Sekaloa, pertunjukan yang memadukan seni bela diri pencak silat dengan musik khas menyerupai barongsai. Pertunjukan ini sekaligus menjadi simbol keberagaman budaya yang akan mewarnai festival.
Dengan konsep baru, AAF 2025 diproyeksikan bukan hanya menjadi agenda pariwisata unggulan Kota Bandung, tetapi juga menjadi panggung diplomasi budaya dan pertukaran gagasan antar-generasi muda Asia-Afrika.(dsn)