RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menegaskan program Buruan Sae akan terus diperkuat dengan pendekatan baru yang lebih adaptif, tanpa penyeragaman di seluruh Rukun Warga (RW). Program urban farming yang sempat meredup itu kini diarahkan menjadi gerakan produktif masyarakat kota untuk memperindah lingkungan, menjaga ketahanan pangan, dan menciptakan lapangan kerja.
“Tidak boleh ada pola seragam. Setiap RW memiliki keunikannya sendiri. Ada yang punya lahan luas, ada yang padat penduduk, semua perlu pendekatan berbeda,” kata Farhan dalam peresmian logo baru program Buruan Sae, di Pendopo Kota Bandung, Senin (25/8/2025).
Menurut Farhan, sejak dikenalkan tahun 2012, urban farming di Kota Bandung sempat populer, tetapi kehilangan arah tahun 2018. Program Buruan Sae yang dinilai mampu menghidupkan kembali minat masyarakat memanfaatkan ruang sempit untuk bercocok tanam.
Farhan juga meluruskan tujuan program Buruan Sae. Menurutnya, gerakan Buruan Sae bukan untuk memasok pasar induk, melainkan untuk membangun gaya hidup produktif masyarakat kota. Ia mendorong warga menanam cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah, komoditas pangan yang disebutnya memiliki efek psikologis terhadap harga pasar.
“Kalau cabai mahal, semua barang terasa mahal. Kalau tersedia di rumah, masyarakat tenang,” ungkapnya.
Melalui kesempatan tersebut, Farhan meresmikan logo baru Buruan Sae yang kini resmi didaftarkan atas nama Pemerintah Kota Bandung. Sebelumnya, logo lama terdaftar atas nama pribadi di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI).
“Supaya program ini berkelanjutan, siapa pun wali kotanya, logo dan kebijakannya tidak berubah,” katanya.
Ia menambahkan sektor pangan tidak hanya berbicara soal penyediaan bahan mentah, tetapi juga inovasi pengolahan dan pemasaran produk. Program Buruan Sae dipadukan dengan hasil olahan sampah dari program Kang Pisman, yang dihidupkan kembali untuk mendukung ketersediaan media tanam ramah lingkungan.
Farhan berharap program Buruan Sae menjadi langkah nyata membangun kota Bandung yang tangguh, berdaya saing, berkelanjutan, dan selalu mengutamakan kesejahteraan warga.
“Ini bukan sekadar tren atau ajang popularitas. Ini tentang keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.(dsn)