Total sampah yang terangkut mencapai sekitar 14 meter kubik. Pembersihan dilakukan sejak Selasa (19/8/2025) siang hingga malam dan dilanjutkan kembali Rabu (20/8/2025) pagi untuk mengatasi bau kotoran kuda yang masih menyengat di jalur konvoi.
Air yang mengandung Fecal Coliform tidak dapat digunakan untuk bermain apalagi dikonsumsi. Untuk mengatasi masalah ini, pihaknya akan melakukan tindakan secara integratif.
Kolaborasi warga sangat dibutuhkan dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, DLH mengajak seluruh warga kota Bandung untuk memulai dari pemilahan sampah rumah tangga secara rutin dan konsisten.
Kalau tidak kita lakukan pengolahan sampah di tempat, lambat laun kita tidak akan sanggup lagi membuang ke TPA. Lantaran TPA sering juga ada batasan maksimal. Kapasitasnya akan selalu penuh. Karena itu kita upayakan bagaimana caranya meningkatkan kemampuan mengolah sampah di dalam kota.
DLH Kota Bandung sedang memanfaatkan sistem pemantauan berbasis aplikasi digital yang memungkinakn pemantauan secara real-time terhadap volume sampah yang masuk dan diproses di lokasi-lokasi pengolahan.
Langkah-langkah yang kini dijalankan DLH merupakan bagian dari strategi jangka menengah dalam mempercepat pengurangan sampah ke TPA, sekaligus membangun sistem pengelolaan limbah berbasis wilayah dan sektor.
Honor para petugas kebersihan sudah disesuaikan dengan Upah Minimum Kota (UMK) dan dilengkapi jaminan kesehatan serta keselamatan kerja.
Peserta dan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. DLH berharap skema penanganan yang telah berjalan pada kategori 5K dan 10K ini dapat kembali dioptimalkan untuk pelaksanaan half marathon (21K), Minggu, 20 Juli 2025.
DLH mendorong pasar dan wilayah lain untuk ikut berkontribusi dalam distribusi sampah organik ke Gedebage. Bagi pasar yang belum memiliki sistem pengolahan, fasilitas di Gedebage bisa menjadi solusi.
Guna mengoptimalkan penyelesaian permasalahan ini, DLH akan menunjuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) terkait kerja sama pengelolaan sampah.
Adanya uji coba pengolahan sampah dengan teknik biodigester mengurangi jumlah sampah yang keluar dari pasar Gedebage. Kapasitas sampah yang dapat diolah oleh teknologi dapat disesuaikan.
DLH Kota Bandung mengembangkan strategi jangka panjang dengan membangun lebih banyak pusat pengolahan sampah di dalam kota.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung terus meningkatkan kapasitas pengolahan sampah untuk mengurangi penumpukan di kota. Saat ini, kemampuan pengolahan sampah baru mencapai sekitar 100 ton per hari, jauh dari target 300 ton per hari yang dibutuhkan agar sampah tidak menumpuk di jalan maupun pasar.
Total sampah yang terangkut mencapai sekitar 14 meter kubik. Pembersihan dilakukan sejak Selasa (19/8/2025) siang hingga malam dan dilanjutkan kembali Rabu (20/8/2025) pagi untuk mengatasi bau kotoran kuda yang masih menyengat di jalur konvoi.
Air yang mengandung Fecal Coliform tidak dapat digunakan untuk bermain apalagi dikonsumsi. Untuk mengatasi masalah ini, pihaknya akan melakukan tindakan secara integratif.
Kolaborasi warga sangat dibutuhkan dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, DLH mengajak seluruh warga kota Bandung untuk memulai dari pemilahan sampah rumah tangga secara rutin dan konsisten.
Kalau tidak kita lakukan pengolahan sampah di tempat, lambat laun kita tidak akan sanggup lagi membuang ke TPA. Lantaran TPA sering juga ada batasan maksimal. Kapasitasnya akan selalu penuh. Karena itu kita upayakan bagaimana caranya meningkatkan kemampuan mengolah sampah di dalam kota.
DLH Kota Bandung sedang memanfaatkan sistem pemantauan berbasis aplikasi digital yang memungkinakn pemantauan secara real-time terhadap volume sampah yang masuk dan diproses di lokasi-lokasi pengolahan.
Langkah-langkah yang kini dijalankan DLH merupakan bagian dari strategi jangka menengah dalam mempercepat pengurangan sampah ke TPA, sekaligus membangun sistem pengelolaan limbah berbasis wilayah dan sektor.
Honor para petugas kebersihan sudah disesuaikan dengan Upah Minimum Kota (UMK) dan dilengkapi jaminan kesehatan serta keselamatan kerja.
Peserta dan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. DLH berharap skema penanganan yang telah berjalan pada kategori 5K dan 10K ini dapat kembali dioptimalkan untuk pelaksanaan half marathon (21K), Minggu, 20 Juli 2025.
DLH mendorong pasar dan wilayah lain untuk ikut berkontribusi dalam distribusi sampah organik ke Gedebage. Bagi pasar yang belum memiliki sistem pengolahan, fasilitas di Gedebage bisa menjadi solusi.
Guna mengoptimalkan penyelesaian permasalahan ini, DLH akan menunjuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) terkait kerja sama pengelolaan sampah.
Adanya uji coba pengolahan sampah dengan teknik biodigester mengurangi jumlah sampah yang keluar dari pasar Gedebage. Kapasitas sampah yang dapat diolah oleh teknologi dapat disesuaikan.
DLH Kota Bandung mengembangkan strategi jangka panjang dengan membangun lebih banyak pusat pengolahan sampah di dalam kota.
Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
