RADARBANDUNG.ID, KEPEDULIANNYA terhadap lingkungan membawa seniman asal negara Singapura untuk membuat pameran yang menampilkan geografi sebagai tema besar dari karyanya sekarang.
Zen Teh, seniman wanita yang melakukan residensi bertajuk ‘Mountain Pass: Negotiating Ambivalence’ di Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) pada 18 Januari sampai 17 Februari.
Pada pamerannya kali ini, wanita yang karib disapa Teh tersebut membuat karya dari gundukan tanah, seolah mirip dengan gunung merapi lengkap dengan lava apinya.
Sedangkan, dalam konteks yang lebih besar, berada di Pulau Jawa, Bandung dilalui jalur cincin api dunia.
Di sekitar wilayah kota juga ditemukan tanda-tanda bekas laut purba. Keberagaman jenis batu ini menyebabkan Bandung menjadi saksi peradaban manusia purba sebelum masa modern.
Maka dari itu, SSAS dipilih sebagai lokasi residensi karena menjadi lokus riset yang relevan bagi karyanya pada residensi ini. Pada pamerannya, wanita berambut pendek tersebut melibatkan Rinaldi Ikhram, seorang geolog muda untuk menggali wawasan geoformologi dan geologi di sekitar kawasan ini.
“Dalam proyek yang disebut Anthropocene ini saya mengkhususkan diri kepada situs-situs kontruksi yang sedang berjalan. Salah satunya adalah kawasan Dago Pakar, karena disini ternyata banyak permasalahan muncul khususnya dari segi geologinya,” ucapnya di temui Radar di SSAS, Senin (21/1/2019).