News

Menyebar Ilmu Menggunakan Sepeda

Radar Bandung - 30/01/2019, 21:48 WIB

RADARBANDUNG.ID, BANDUNG – Usianya memang sudah tidak muda lagi namun ambisinya untuk terus menyebarluaskan informasi ke masyarakat patut di apresiasi.

Demi pendidikan sang anak, seorang bapak rela mengayuh sepeda beratus kilometer hingga ke luar negeri. Tanpa bantuan pemerintah, ia bersemangat agar sang anak bisa terus bersekolah ditengah keterbatasan biaya.

Yadi K’Rung dinobatkan sebagai ‘Pengajoeh Sepeda Toea Djarak Djaoeh’ setelah menempuh tiga kota menggunakan sepeda ontel di tahun 2009 yakni Anyer-Panarukan-Madura.

Perjalanan dimulai ketika anak pertama Yadi masuk sekolah tingkat dua, karena keterbatasan biaya ia yang memang sudah gemar bersepeda menceritakan kesenangannya itu kepada wakil kepala sekolah.

Melihat perjuangannya akhirnya pihak sekolah memberikan keringanan kepada pria berusia 54 tahun tersebut dibebaskan dari biaya iuran wajib.

“Sebelum perjalanan Anyer-Panarukan-Madura, saya pernah mengayuh sepeda Bandung-Bali selama 13 hari di tahun 2008. Hari terakhir saya berhenti di Universitas Mataram dan itu dilakukan PP (pulang-pergi),” ujarnya kepada Radar Bandung.

Jarak tempuh ratusan kilometer Yadi tempuh tanpa pernah mengeluh, tak jarang di tengah perjalanan ia bertemu dengan kawanan komunitas yang kerap memberinya bantuan berupa makan dan tempat tinggal. Lagi-lagi hal itu dilakukan karena baktinya kepada sekolahan.

Dalam jangka waktu 18 hari, Yadi berhasil menaklukan jalanan yang dimulai dari halaman SMKN 9 Bandung, tempat anaknya menempuh pendidikan. Ia kemudian melewati Merak selama tiga hari dan menyebrang menuju Kota Lampung.

“Ada sesuatu yang harus saya perjuangkan yakni kelangsungan pendidikan anak saya,” sambungnya. Kemudian di tengah perjalanannya ia memberikan selembaran kepada warga sekitar mengenai sekolahan itu.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk apresiasinya karena sudah mau mengizinkan anaknya sekolah secara cuma-cuma. Misi pendidikan yang dibawanya membuat ia semangat dan ingin terus mengayuh sepeda ke kota lain.

Paling jauh, Yadi pernah mengayuh sepeda hingga negara Malaysia dan menjadi orang pertama yang mengibarkan bendera merah putih di negara orang. Itu dilakukan pada tahun 2011.

Pernah juga untuk memperingati Hari Pahlawan, Yadi yang dulu bekerja sebagai tukang sablon ini menempuh perjalanan Bandung-Surabaya di tahun 2013, dan terakhir perjalanan Bandung-Pangandaran di tahun 2015 yang menjadi satu-satunya orang Indonesia yang diundang perusahaan Harley Davidson.

“Saya suka bersepeda, makanya tidak pernah merasa lelah dan ada misi yang harus disampaikan,” ungkapnya.

Sepeda ontel itu berusia 80 tahun dan merupakan pemberian kedua orang tuanya. Untuk mengisi waktu luangnya, ia membuat hasil karya ukiran wajah yang dibuat dari kertas hitam linen.

Orang-orang yang ditemui selama melakukan perjalanan diabadikan dalam sebuah ukiran berbingkai cantik. Menurutnya mereka memberikan energi positif dan semangat juang dalam misi mulianya tersebut.

“Walaupun gak bawa uang, setidaknya saya bisa berkarya dijalan,” tandasnya.

(fid)