RADARBANDUNG.ID, BANDUNG – Guna meningkatkan partisipasi pemilih pada perayaan akbar Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung membentuk volunteer yang disebut Relawan Demokrasi.
Sebanyak 55 relawan siap disebar ke seluruh lapisan masyarakat untuk mensosialisasikan Pemilu yang digelar pada 17 April.
Relawan Demokrasi bertugas memberikan edukasi kepada masyarakat sekaligus memberikan pemahaman mengenai pentingnya satu suara masyarakat demi kelancaran Pemilu.
Ada 10 basis yang siap mereka datangi untuk diberikan sosialisasi, yakni perempuan, pemilih muda, difabel, keagamaan, pemilih pemula, marjinal, berkebutuhan khusus, dan netizen.
Tahun lalu partisipasi pemilih di Kota Bandung berada pada persentase 66,62 persen. Sedangkan tahun ini target partisipasi Nasional berada pada angka 77,5 persen.
Maka dari itu relawan selain untuk memberikan edukasi tapi juga meningkatkan partisipasi pemilih, kualitas proses Pemilu, kepercayaan publik terhadap proses demokrasi, dan membangkitkan kesukarelaan masyarakat sipil dalam agenda Pemilu.
“Kehadiran relawan ini untuk mendapat tanggapan positif dari masyarakat sehingga masyarakat sadar dengan sendirinya datang ke TPS bukan paksaan atau karena intimidasi dari orang lain,” ujar Ketua KPU Kota Bandung, Suharti, pada kegiatan ‘Bimbingan Teknis Relawan Demokrasi’ di Ibis Hotel Trans Studio Bandung, Senin (4/2/2019).
Ada pun ia melanjutkan kehadiran relawan juga merupakan kolaborasi basis komunitas untuk membangun relasi di lingkungan masyarakat.
Suharti menyebut relawan berasal dari latar belakang profesi yang berbeda, mulai dari mahasiswa sampai tokoh keagamaan.
Ragam profesi ini disebut Suharti menjadi nilai tambah karena bisa merangkul dan terjun langsung ke masyarakat tanpa hambatan.
“KPU sendiri gak bisa terjun langsung ke masyarakat karena mungkin lebih kaku kelihatannya, tapi kalau sama relawan itu berbasis komunitas jadi lebih menyenangkan dan bisa turun langsung ke bawah,” sambungnya.
Selain itu dengan berbasis komunitas, maka proses sosialisasi bisa lebih mudah diterima masyarakat. Dengan begitu, maka masyarakat bisa mendapatkan informasi langsung dari lingkungan sekitar.
Relawan Demokrasi mulai bergerak di awal bulan Februari, bukan hanya ke masyarakat biasa, sosialisasi ini juga dilakukan ke sekolah dan perguruan tinggi yang mana banyak pemilih pemula disana.
Diharapkan dengan kehadiran relawan demokrasi maka pemahaman mengenai pentingnya Pemilu bisa tersebar dan masyarakat bisa datang sukarela ke TPS pada saat Pemilu diselenggarakan.
“Harapan jangka panjangnya yakni masyarakat sudah mulai memahami pentingnya pemilu, namanya proses edukasi tidak hanya menjelang pemilu tapi berkelanjutan melakui pendidikan politik, semoga dengan kehadiran relawan bisa membuat masyarakat melek terkait politik dan akhirnya membentuk keluarga sadar politik,” tandasnya.
(fid)