RADARBANDUNG.ID, BANDUNG – Setelah sempat terjadi salah paham dengan seorang guru di SMPN 2 Kota Bandung, tiga wartawan Kota Bandung berakhir dengan kekeluargan. Ketiganya saling memafkan dan tidak memperpanjang perkara.
Seorang guru itu, merupakan Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Kota Bandung, Ndeu Sarimurdjiati, ia mengakui tidak memiliki maksud lain dengan teriakan ‘Pemuda Bangsa’ kepada wartawan, Azzis Zulkahiril (Radar Bandung), Syarif Pulloh Anwari (Tribun Jabar) dan Faqih Rohman S (Ayobandung.com).
“Demi Allah tidak ada maksud jelek. Ini mah hanya menyapa saja hai pemuda bangsa Indonesia,” ujarnya saat mediasi di salah satu ruangan di SMPN 2 Kota Bandung, Rabu (20/2).
Ndeu mengatakan, melihat perawakan salah seorang wartawan, dirinya teringat dengan salah satu anak lelakinya. Dirinya pun tidak menyangka ucapannya tersebut dimaknai berbeda. “Persis seperti anak ibu. Kirain nggak akan marah, saya mah heureuy (bercanda). Ibu hampura (meminta maaf) kirain nggak akan marah,” ungkapnya.
Syarif Pulloh pun menerima permintaan maaf guru tersebut. Dia mewakili dua temannya meminta maaf karena merasa ada maksud lain dari ujaran Ndeu.
“Sekarang mah kita saling memaafkan. Dengan begini semuanya selesai dengan cara kekeluargaan. Semuanya jadi plong dan tidak prasangka jelek. Semoga ini bisa menjadi pelajaran dan semoga tali silaturahmi bisa terjalin,” tuturnya.
Sedangkan wartawan Faqih Rohman S (Ayobandung.com), mengatakan, hal tersebut dijadikan pembelajaran untuk semua pihak, sekaligus bersilahturahmi agar tidak kembali terjadi hal serupa. “Semoga bisa saling menghargai dan kedepanya bisa terjalin silahturahmi,”kata dia.
Diketahui sebelumnya, tiga wartawan tidak menerima ujaran yang dianggap tidak menyenangkan oleh seorang guru SMPN 2 Kota Bandung saat melakukan tugas jurnalistik terkait pungutan liar alias pungli di institusi pendidikan tersebut.
Penulis: Azis Zulkhairil
