News

Kebobrokan SMA Pelnus Segera Terungkap

Radar Bandung - 24/04/2019, 10:57 WIB
OR
Oche Rahmat
Tim Redaksi
DAMPINGI : Pusaka Minggita (kiri) ditemani ibunya Tarcisia Setyaningsih (kanan).

RADARBANDUNG.id, CIMAHI-  Orangtua mana yang tega melihat buah hatinya berdiam diri di rumah. Apalagi tidak memiliki aktivitas belajar yang seharusnya didapatkan oleh setiap anak.

Bahkan, untuk mendapatkan pendidikan yang layak bagi anak, sebagai orang tua tentunya akan berupaya memberikan yang terbaik.

Seperti yang dialami sejumlah murid SMA Pelita Nusantara (Pelnus) Bandung, diantaranya anak berinisial AR dan EA. Pendidikan keduanya terpaksa dihentikan oleh pihak sekolah, bahkan dengan masalah yang tidak jelas. Anehnya, disaat para orang tua murid terutama yang bersangkutan mempertanyakan apa kesalahan anaknya, pihak sekolah malah mengeluarkan AR da EA dari sekolah.

“Saat ini anak-anak kami yang dikeluarkan dari sekolah, diem dirumah. Seharusnya belajar di sekolah, anak-anak bisa tertekan psikis dan batinnya,” kata Ridwan ayah kandung AR.

Ridwan menyebutkan, ketika masuk, para orang tua dijanjikan fasilitas dan sarana prasarana serba yang diatas rata-rata.

“Namun faktanya berbeda. Fasilitas dan sarana prasarana sekolah sangat tidak layak bahkan sangat kumuh untuk ukuran sekolah elit dan mahal,” ungkapnya.

Sementara itu, orang tua murid lainnya yang juga mengalami ketidakadilan dari pihak SMA Pelita Nusantara, Tarcisia Setyaningsih mengatakan, selama anaknya Pusaka Minggita, masuk ke sekolah khusus itu, selalu mengeluhkan ketidaknyamanannya terutama dari fasilitas.

Mengingat anaknya yang sudah merasa tidak nyaman dengan kondisi sekolah tersebut, tentu sebagai orang tua, ia pun berencana untuk memindahkan anak perempuannya bersekolah ke sekolah lain.

“Tapi, setelah mengundurkan diri, pihak sekolah masih membuat masalah. Mereka tidak mau mengeluarkan surat pindah dan Surat Keterangan Kelakuan Baik untuk anak saya. Bahkan, sudah tiga bulan ini saya bolak balik. Ada apa ini?,” ujarnya merasa heran.

Untuk itu, dirinya akan melaporkan kejadian ini kepada KPAI sekaligus pihak Kepolisian. terlebih, ia merasa pihak sekolah sudah menghambat hak belajar anak, bahkan dianggap telah menyalahgunakan uang pangkal siswa.

(gat)