RADARBANDUNG.id, CIMAHI – Sebanyak 507 kios yang tersedia di Pasar Atas Baru (PAB) Kota Cimahi sudah terisi sebagian oleh para pedagang yang saat ini mulai beraktivitas setelah relokasi.
Berdasarkan catatan UPT Pasar, ada 433 orang pedagang korban kebakaran tahun 2014 silam. Namun hanya 370 pedagang yang aktif berjualan, sedangkan sisanya banyak yang sudah berhenti.
“Kalau berdasarkan data memang total pedagang hanya 433 orang. Tapi yang aktif berjualan hanya 370. Sisanya ada yang sudah tidak berjualan,” kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Atas Baru, Hana Subiarti saat ditemui di Jalan Kolonel Masturi, Rabu (1/5/2019).
Hana mengatakan jika setelah pindah, pedagang banyak mengeluh soal sepinya pembeli terutama untuk yang berjualan di zona tiga hingga menyebabkan sebagian pedagang memilih berhenti berjualan.
“Di ujung utara Zona 3 blok A dan B sepi. Faktor utamanya karena tidak ada akses jalan ke arah itu, parkir ke atas juga belum difungsikan, bangunan kios yang di panggung juga ikut menghalangi. Mereka terpaksa berhenti karena justru rugi,” jelasnya.
Untuk itu, pihaknya sudah bersurat ke Dinas Perdagangan Koperasi UMKM dan Perindustrian (Disdagkoperind) untuk menyediakan akses yang memudahkan pembeli mencapai kios penjual di Zona 3 blok A dan B.
“Kami sudah kirim surat ke Kepala Disdagkoperin untuk mengajukan akses jalan dari bekas ATM ke atas, juga yang zona 1 ujung blok A dn F sama belum merata jual belinya,” terangnya.
Tak hanya soal sepinya pedagang, para pedagang juga mengeluhkan belum berfungsinya sebagian fasilitas di pasar, seperti eskalator dan beberapa bagian pasar yang mengalami kebocoran.
“Kalau lift sudah jalan, tapi eskalator belum karena listriknya tidak kuat. Akhirnya pedagang menandatangani perjanjian dengan UPT pasar untuk pasang listrik masing-masing,” katanya.
Menanggapi hal terseut, Kepala Disdagkoperind Kota Cimahi, Adet Chandra Purnama, mengatakan jika aksesibilitas yang bisa dijangkau pembeli sudah semuanya disediakan, sehingga tidak mungkin menambah akses baru.
“Kalau akses sudah semua sebetulnya, jadi tidak bisa menambah lagi. Untuk masalah pedagang yang berhenti, nanti kita coba data dulu dan cari tahu permasalahannya apa selain akses itu,” terangnya.
Sedangkan mengenai fasilitas dan kerusakan di beberapa bagian gedung, pihaknya saat ini sedang menunggu pengerjaan perbaikan dari PLN untuk instalasi daya tambahan.
“Kalau eskalator memang dayanya tidak memadai, kita tunggu sampai Juni baru bisa menambah daya. Tapi itu juga kendalanya kita disuruh membuat gardu sendiri, agak berat kalau gitu. Jadi alternatifnya pedagang pasang token dan dayanya bisa dialihkan untuk eskalator,” tegasnya.