News

Ajak Mahasiswa Bela Negara

Radar Bandung - 21/06/2019, 12:12 WIB
OR
Oche Rahmat
Tim Redaksi
KULIAH UMUM : Rektor Unjani, Witjaksono dan Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, Bondan Tiara Sofyan usai kuliah umum di Unjani Cimahi, Jalan Jend. Sudirman, Kamis (20/6/2019). ( Foto : WISHNU PRADANA/RADAR BANDUNG )

RADARBANDUNG.id, CIMAHI – Perkembangan teknologi yang pesat pada era revolusi industri 4.0 saat ini nyata memberikan dampak negatif, salah satunya dalam bentuk proxy war atau ancaman menggunakan teknologi dalam dunia digital.

Menurut Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, Bondan Tiara Sofyan, pihaknya menekankan mahasiswa agar ikut aksi bela negara dengan cara menyaring persebaran informasi hoaks di dunia digital atau media sosial.

“Yang bisa dilakukan Unjani dalam proxy war di industri 4.0, saya minta dosen fokus pada pembelajaran akademik. Kami juga ajak mahasiswa untuk aktif dalam berorganisasi agar mengisi waktu dengan kegiatan positif, meski tidak bisa menyelidiki satu persatu tapi memberi batasan dan pengawasan,” ujar Bondan saat ditemui usai memberikan kuliah umum di Unjani Cimahi, Kamis (20/6/2019).

Ancaman dalam bentuk proxy war merupakan salah satu ancaman yang dapat menghancurkan suatu negara dari teknologi di mana perang tanpa bentuk, tak jelas siapa kawan maupun lawan.

“Proxy war harus diwaspadai karena aksi ini tidak dapat dikenali dengan jelas siapa kawan dan siapa lawan karena musuh mengendalikan dari jauh,” tuturnya.

Pihaknya mengingatkan semua pihak utamanya mahasiswa sebagai anak bangsa dan penerus bangsa untuk bersatu melawan berita hoax atau informasi palsu supaya ketahanan informasi Indonesia menjadi kuat.

“Upaya bela negara tak hanya dilakukan oleh tentara maupun polisi dengan mengangkat senjata. Namun di tingkat universitas bersama mahasiswa, bela negara juga perlu diterapkan. Caranya, bagaimana melakukan yang terbaik melalui profesi masing-masing,” ungkapnya.

Apalagi, proxy war sangat gencar melanda Indonesia yang mayoritas mahasiswanya lahir dalam masa perkembangan teknologi yang tak terbendung.

“Kebebasan informasi dipakai pihak luar untuk mengadudomba Indonesia. Kami ingin Unjani jadi lokomotif bela negara di Jawa Barat,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor Unjani, Witjaksono, mengaku pihaknya bertanggung jawab pada perkembangan ideologi mahasiswanya. Namun pihaknya memastikan mahasiswa Unjani dalam koridor yang lurus.

“Mahasiswa diberikan kebebasan mengakses informasi, berorganisasi di dalam maupun luar kampus, sosialisasi, tapi dipastikan tidak akan mudah terpapar ideologi yang sekiranya tidak baik. Mereka bertanggung jawab pada dirinya,” ujarnya.

(dan)