News

Pemanfaatan Digital Mampu Mendorong Perekonomian Kota Bandung Hingga Rp2,1 Triliun Per Bulan

Radar Bandung - 25/06/2019, 17:34 WIB

RADARBANDUNG.ID, BANDUNG – Sejak hadirnya ojek online hadir di Indonesia, 2015, pertumbuhan perekonomian khususnya di Kota Bandung cukup melesat.

Seperti yang ditunjukkan oleh lembaga demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), merilis bahwa Gojek menyumbang Rp2,1 triliun ke perekonomian di Kota Bandung.

“Jika kita lihat, Gojek itu memiliki empat mitra yakni pengemudi Go-Ride, Go-Car, UMKM Go-Food dan Go-Life (Go-Clean dan Go-Massage). Sehingga masing-masing-masing itu menunjukkan kontribusinya yang cukup melesat,” ujar Wakil Kepala LD FEB UI, Paksi C.K Walandow, di Hotel Ibis Style Braga, Selasa (25/6/2019).

Di 2018 lalu, Go-Ride berhasil memberikan kontribusi Rp537 miliar untuk perekonomian di Kota Bandung, Go-Car Rp111 miliar, Go-Food Rp1,5 triliun dan G0-Life Rp46 miliar.

Sementara untuk penghasilan atau keuangan dari para mitra Gojek pun diamati mengalami kenaikan yang baik, rata-rata pendapatan per bulan untuk mitra Go-Ride Rp3,4 juta sedikit naik dari atas UMK Kota Bandung.

Sementara Mira Go-Car di Bandung mampu mencapai Rp4,8 juta per bulannya, Go-Life sebesar Rp4 juta dan Go-Food diatas Rp5,3 juta per bulannya.

“Hasil penelitian kami, 90 persen mitra UMKM menyatakan pertamakali melakukan go-online saat bergabung dengan Go-Food. Bahkan, 39 persen diantaranya menginvestasikan kembali pendapatannya dari Go-Food ke usaha mereka,” bebernya.

Paksi menyatakan, sebagai kota kuliner Bandung sangat wajar memiliki tingkat pendapatan perekonomian tertinggi dari Go-Food.

“Bisa dikatakan masuk ke UMKM karena pendapatannya masih di bawah Rp300 juta, Meskipun 76 persen responden UMKM melakukan transaksi non-tunai,” tambahnya.

“Hasil riset saat ini, 37 persen UMKM di Kota Bandung mengalami peningkatan volume transaksi dan 98 persen responden UMM mendapatkan pelanggan baru sejak bergabung di Go-Food,” pungkasnya.

Reporter: Nida Khairiyyah