RADARBANDUNG.ID, BANDUNG – Rosemarry kembali dipanggil ke kursi panas DCDC Pengadilan Musik. Ini kali keduanya band dipanggil jaksa, Budi Dalton dan Pidi Baiq.
Dipengadilannya yang pertama, 31 Juli 2016, mereka penggunaan kaos warna putih dengan tulisan ‘Tersangka Musik’ kini mereka menggunakan rompi hitam bergaris kuning dengan posisi anggota serupa.
Rosemarry yang selalu menyebarkan virus skatepunk mendapatkan cecaran tak henti dari jaksa. Namun, dengan sigap Rully Cikapundung dan Yoga PHB sebagai pembela sebisa mungkin memberikan jawaban kepada jaksa. Meskipun, pertanyaan dan jawab terkadang sering tidak singkron dan memancing gelak tawa sangat pecah dari Coklatfriends.
Tak terasa, dua dekade berlalu. Rosemarry telah memberikan banyak sekali pencapaian cukup banyak, salah satunya dengan merilisnya album terbaru ‘Letter to Friends’. Salah satu singlenya, yakni ‘Come On’ yang sudah dirilis belum lama ini.
“Terlalu banyak yang menuntut untuk bikin lagu baru, jadi album ini dan single ini bukan buat kami melainkan untuk Wars atau We are Skatepunk (fansbase Rosemarry),” ujarnya dalam pembelaan dipersidangan yang digelar di Rumah The Panas Dalam, Bandung, Sabtu (29/6/2019).
Mereka pun mengelak dari pertanyaan jaksa, bahwa baru bisa merilis karena kesibukan masing-masing personel di tujuh tahun terakhir.
DCDC Pengadilan Musik yang semakin malam dan mulai memanas membuat Hakim, Man Jasad, terus meredakan suasana jika mulai tak terkendali.
Menjadi terdakwa kedua kalinya, membuat Rosemarry memiliki beban semakin kuat dibandingkan sebelumnya karena mereka harus bertahan dengan mempertanggungjawabkan karya yang dihasilkan layak untuk dikonsumsi publik.
Perwakilan Atap Promotion, Tubagus Akmal menjelaskan, absennya Edi Brokoli dan digantikan posisi panitera oleh Sony Bebek membuat suasana baru.
“Kebetulan Edi lagi ada kegiatan lain, jadi emang kalau absen diganti oleh Sony Bebek, sisanya perangkat persidangan masih tetap sama,” tuturnya.
Disinggung residivis Rosemarry yang kembali disidang menjadi salah satu tugas cukup berat bagi jaksa untuk mengejarnya.
“Rosemarry adalah residivis yang kita kejar sedang meluncurkan single terbarunya, jadi kita mengadili mereka untuk menceritakan kepada khalayak umum apakah yang sedang mereka lakukan saat ini, hasilnya bisa dilihat di website kami,” imbuhnya.
Disinggung perihal animo Wars akan pengadilan keduanya Rosemarry diakui Akmal mendapatkan respon cukup baik. Entah melalui live streaming maupun yang datang memadati tempat pengadilan.
“Kemarin juga saat DCDC Sahur on The Road sambutannya luar biasa untuk Rosemarry dari Wars,” tukasnya.
Sementara itu, Brand Djarum Coklat Singit Prasetyo Wibowo menjelaskan, hadirnya panggung DCDC Pengadilan Musik menjadi moment yang selalu ditunggu oleh coklatfriends. Selain mendapatkan hiburan, ada hal lain yakni melihat secara dekat dan lebih mengetahui kegiatan terbaru idolanya.
“Rosemarry ini banyak sekali yang meminta untuk ditarik lagi dipengadilan,” tambahnya.
Tak hanya Rosemarry, lanjut Sigit, banyak gendre yang selalu coba di follow up oleh pihak DCDC Pengadilan Musik hingga cukup ke waiting list beberapa bulan ke depannya.
Sigit menambahkan, selain talenta yang sama dengan sebelumnya perbedaannya adalah di pengemasan konsepnya.
Diakhir pengadilan usai penetapan keputusan Rosemarry tak besarlah, mereka pun memberikan persembahan spesial untuk Wars.
DCDC Pengadilan Musik dapat disaksikan secara langsung dengan melakukan booking passport atau melalui live streaming. Kedua fasilitas tersebut dapat diakses melalui www.djarumcoklat.com.
Reporter: Nida Khairiyyah