RADARBANDUNG.id, CIANJUR–Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada kuartal pertama 2019, mencapai 5,5 persen di atas rata-rata Pertumbuhan Ekonomi (PE) Nasional, yakni 5,18 persen. Pertumbuhan ini ditopang sektor manufaktur dengan pangsa terbesar yaitu 43 persen dan pangsa ekonomi kreatif sebesar 11,58 persen.
Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Doni P Joewono saat acara Peresmian Bantuan PSBI Ruang Kelas dan Sarana Prasarana SMA Plus Bahrul Ulum, Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (10/7).
Acara ini dihadiri Anggota Komisi XI DPR RI Ecky Awal Mucharam, Plt. Bupati Cianjur Herman Suherman, Kepala Cabang Dinas Wilayah VI Ester Miory Dewayani, Kapolsek Cidaun Falahudin, Kades Karangwangi Hasan, Kepsek SMA Plus Bahrul Ulum Sadiah Rahmawati, Direktur PT Bikasoga Gusti Raizal Eka Putra serta para siswa SMA Plus Bahrul Ulum.
Selain itu, menurut Doni, Jabar sebagai penyumbang ekspor tertinggi nasional dengan kontribusi sektor manufaktur 24,4 persen. Dengan karakteristik ekonomi Jabar yang berorientasi pada sektor manufaktur dan ekspor, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Sebab itu, sektor pendidikan merupakan faktor penting dalam menghasilkan SDM yang tidak hanya dapat bersaing secara nasional namun juga global.

Kepala Perwakilan BI Jabar Doni P Joewono (kemeja batik) saat hendak menggunting pita peresmian bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) ruang kelas dan sarana prasarana SMA Plus Bahrul Ulum, Cidaun, Kab Cianjur (10/7). (humas BI Jabar)
Namun untuk mendapatkan SDM yang berkualitas, kata Doni, terdapat beberapa tantangan antara lain Angka Partisipasi Murni (APM) masyarakat Jabar. Jika dilihat dari partisipasi keikutsertaan dalam setiap jenjang pendidikan APM jenjang SD sebesar 98,25 persen, APM jenjang SMP sebesar 81,01 persen sementara APM jenjang SMA masih berada di angka 57,33 persen (Jabar dalam Angka, 2018).
“Hal tersebut menunjukkan jenjang pendidikan lebih tinggi angka partisipasinya masih perlu untuk ditingkatkan. Salah satu penyebab angka partisipasi yang belum meningkat antara lain minimnya daya tampung sekolah yang layak, ketersediaan guru yang memenuhi kualifikasi, faktor penghasilan orang tua, faktor karakteristik wilayah dan faktor ketersediaan dana pendidikan,” ujar Doni.
Sementara itu, DataIndeks Pembangunan Manusia (IPM) Jabar 2017 menunjukkan perkembangan yang positif tercatat 70,69, lebih tinggi dari IPM 2016 yang mencapai 70,05 meskipun jika dibandingkan dengan beberapa provinsi lain masih lebih rendah. Terdapat tiga dimensi dalam penghitungan IPM yaitu Kesehatan, Pendidikan dan Standar Hidup Layak. IPM tertinggi diraih Kota Bandung sebesar 80,31, namun IPM terendah berada di Kabupaten Cianjur sebesar 63,70.
“Jika rata-rata kenaikan capaian IPM Kabupaten Cianjur sebesar 0,7 per tahun, maka perlu waktu sekitar 24 tahun untuk menyamai IPM Kota Bandung. Tantangan ini yang perlu kita jawab dengan meningkatkan kualitas pendidikan di Jawa Barat khususnya Kab. Cianjur. Kita perlu meningkatkan kualitas pendidikan agar SDM dari Cianjur siap ikut andil dalam pembangunan ekonomi di wilayah Cianjur pada berbagai sektor seperti sektor pertanian, manufaktur, industri kreatif dan pariwisata,” ungkap Doni.
Doni menambahkan, Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) memiliki fokus pada program peningkatan kapasitas ekonomi, program peningkatan kapasitas SDM dan pemahaman publik serta PSBI Kepedulian. Program PSBI ini juga didukung penuh oleh Komisi XI DPR RI salah satunya adalah Ecky Awal Muharam yang daerah pilihannya adalah Cianjur.
“Peran Bank Indonesia dalam menyiapkan SDM yang berkualitas melalui jalur pendidikan salah satunya melalui bantuan PSBI untuk SMA Plus Bahrul Ulum. SMA Plus Bahrul Ulum dipilih tidak hanya untuk mensupport keberadaan fasilitas pendidikan yang lebih dekat dengan masyarakat yang tinggal di wilayah Cidaun, namun karena SMA Plus Bahrul Ulum membangun karakter siswanya dengan memberikan pondasi religi dengan kurikulum program hafidzh Quran dan kitab kuning, sehingga lulusan SMA Plus Bahrul Ulum diharapkan memiliki kualitas pendidikan juga kualitas rohani atau kedekatan kepada pencipta yang tinggi, sehingga apa yang dilakukan adalah untuk kebaikan dan kebermanfaatan sesama,” terang Doni.
Bank Indonesia mendukung pelaksanaan belajar mengajar di SMA Plus Bahrul Ulum dengan pembangunan satu buah ruang kelas baru di SMA Plus Bahrul Ulum beserta isinya. Dengan sarana prasarana pendukung kegiatan belajar mengajar berupa laptop, infocus dan layar, papan tulis, lemari, meja dan kursi bagi siswa SMA Plus Bahrul Ulum.
“Kami berharap bantuan tersebut menjadi salah satu sumbangsih dalam meningkatkan kualitas SDM di Kabupaten Cianjur guna mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah Jabar khususnya Cianjur,” pungkas Doni.
Sekilas Program Sosial BI Jabar untuk Pendidikan di Sekitar Cianjur
BI Jabar memiliki program unggulan lainnya. Salah satunya beasiswa BI yang terdiri dari dua skema yaitu Unggulan dan Reguler.
Unggulan terdiri dari Unpad dan ITB. Masing-masing 20 mahasiswa dengan tuition fee Rp 1,5 juta per bulan.
Reguler PTN terdiri dari UPI, UIN sunan Gunung Djati dan Universitas Singaperbangsa Karawang, masing-masing 50 mahasiswa dengan tuition fee Rp 1 juta per bulan.
Reguler PTS yaitu Ikopin 50 mahasiswa dengan tuition fee Rp 1 juta per bulan.
Tambahan tahun 2019, Reguler PTS yaitu Universitas Islam Bandung (Unisba) terdiri 50 mahasiswa dengan tuition fee Rp 1 juta per bulan.
Sehingga total beasiswa di wilayah kerja KPw BI Provinsi Jabar yang diberikan dalam setahun adalah 3,7 miliar untuk 290 mahasiswa dari tujuh perguruan tinggi.
Sedangkan untuk KPw Tasikmalaya ada Universitas Siliwangi sebanyak 50 mahasiswa dengan tuition fee Rp 1 juta per bulan. Sedang untuk KPw Cirebon ada IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebanyak 50 mahasiswa dengan tuition fee Rp 1 juta per bulan.
Selain beasiswa, BI Jawa Barat mempunyai program pembangunan BI Corner, yaitu pojok baca untuk SMA, perpustakaan kota dan kabupaten serta pojok baca PAUD, di dinas kearsipan dan perpustakaan Kab Cianjur BI telah memberikan bantuan 1 unit BI Corner dengan lebih dari 400 buku berbahasa Inggris dan Indonesia.
Sehingga total beasiswa di wilayah kerja KPw BI Jabar yang diberikan dalam setahun adalah Rp 3,7 miliar untuk 290 mahasiswa dari tujuh PT.
Sedangkan untuk KPw Tasikmalaya ada Univ Siliwangi sebanyak 50 mahasiswa dengan tuition fee Rp 1 juta per bulan
Dan untuk KPw Cirebon ada IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebanyak 50 mahasiswa dengan tuition fee Rp 1 juta per bulan
Sehingga total beasiswa di provinsi Jawa barat adalah Rp 4,9 miliar 390 mahasiswa dari 9 PT.
KPwBI Jabar melakukan pengembangan klaster volatile food salah satunya yaitu klaster cabai di Cianjur dengan binaan Gapoktan Multi Tani Jaya Giri (Mujagi) di Desa Cipendawa Kec.Pacet Kab. Cianjur.
Gapoktan Mujagi merupakan champion cabai nasional dengan luas lahan mencapai 100 Ha.
Pelatihan yang sudah pernah diberikan Pelatihan Dinamika Kelompok pada Mei 2019. Bantuan PSBI yang diberikan berupa kendaraan roda tiga, box container, dan lain-lainnya. (nto/ymi)