RADARBANDUNG.id, CIMAHI – Pelaksanaan hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tingkat SMK Negeri 3 Kota Cimahi, dipastikan bebas dari praktik perpeloncoan antar pelajar.
Wakasek Kurikulum SMKN 3 Kota Cimahi, Asep Suwarno mengatakan, panitia MPLS yang merupakan siswa kelas 2 dan kelas 3, sudah diingatkan agar tidak memberikan penugasan yang macam-macam terhadap siswa baru.
“Sudah beberapa tahun ini tidak ada kewajiban membawa barang yang aneh-aneh, atau menggunakan atribut macam-macam. Jadi ini murni pengenalan lingkungan sekolah,” ujar Asep saat ditemui usai upacara pembukaan MPLS di SMKN 3 Kota Cimahi, Jalan Sukarasa, Kelurahan Citeureup, Cimahi Utara, Senin (15/7/2019).
Sebagai gantinya, pelaksanaan MPLS tahun 2019 ini melibatkan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Cimahi serta bhabinsa yang berperan memberikan pembekalan soal wawasan kebangsaan dan bahaya narkoba.
“Belakangan ini terjadi degradasi moral dan identitas bangsa di kalangan anak sekolah, kebetulan pemerintah mewajibkan MPLS membekali siswa soal wawasan kebangsaan juga,” tuturnya.
MPLS tahun ini akan dilaksanakan selama lima hari. Terhitung sejak Senin (15/7/2019) hingga Jumat (19/7/2019), ditutup dengan kegiatan Pramuka yang menjadi ekstrakulikuler wajib di semua sekolah.
“Kegiatannya kita tetap mengacu di pedoman MPLS ke Jabar Masagi dan pendidikan karakter. Karena Pramuka jadi ekskul wajib, jadi hari terakhir ditutup dengan kegiatan pramuka,” jelasnya.
Pada tahun ini, total ada 581 orang siswa baru yang mengikuti MPLS di SMKN 3 Kota Cimahi. Mereka berasal dari lima jurusan, yakni Tata Boga, Tata Busana, Multimedia, Akomodasi Perhotelan, dan Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menegaskan akan memberikan sanksi bagi sekolah yang masih menerapkan kegiatan berbau perpeloncoan selama MPLS.
“Minimal kita akan beri sanksi untuk kepala sekolahnya, kalau tidak melakukan pengawasan. Saya minta, jangan sampai ada tindakan perpeloncoan selama MPLS,” kata Uu.
Dia mendukung pelibatan unsur TNI dalam kegiatan MPLS. Sebab, keberadaan mereka akan semakin menumbuhkan jiwa nasionalisme para siswa. Termasuk menghindarkan para siswa dari paham-paham radikal.
“Maka dengan adanya TNI mudah-mudahan bisa diantisipasi supaya tidak terjadi hal-hal yang diinginkan, khususnya yang merongrong tentang ideologi Pancasila ini,” pungkasnya.