RADARBANDUNG.id, BANDUNG–Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar menggelar Opera Kolosal Ciung Wanara. Pergelaran ini bertujuan meningkatkan peran taman budaya sebagai ruang ekspresi seni bagi para seniman dan budayawan, melestarikan dan memajukan seni daerah Jabar.
Selain itu, memberikan motivasi kepada para seniman kreatif agar terus berkarya. Karya seni yang diwujudkan oleh para seniman tidak saja lahir kedalam bentuk karya estetika, melainkan juga mampu menjadi sebuah industri kreatif berbasis seni budaya. Tak kalah penting, lebih mengenalkan taman budaya sebagai salah satu destinasi wisata seni budaya di Jabar.
Pergelaran Opera Legenda Ciung Wanara salah satu bentuk realisasi dari program kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK), Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI bekerjasama dengan UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jabar Disparbud Jabar.
“Pementasan Opera Ciung Wanara ini sebagai upaya penggalian terhadap kearifan budaya lokal di Jawa Barat, yang kami angkat dan disajikan dalam bentuk pertunjukkan seni lakon. Dengan tujuan, selain penonton dapat menikmati opera ini juga mampu menginterprestasikan perihal pesan moral yang terkandung dalam legenda Ciung Wanara,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik.
Opera Ciung Wanara ini disutradarai Bambang Arayana Sambas, seorang seniman besar Jabar yang hingga kini terus menerus karya seni inovatif khususnya di bidang seni pertunjukan lakon. Juga didukung seniman kreatif muda milenial berbakat seperti Ahmad Farmis, Oos Koswara, Iman Gondrong, Yadi Yacobs, Diah Agustini, Dr Lili Suparli.
Pergelaran Opera Ciung Wanara didukung pula Gabungan Penari Muda dan Anak-Anak SD hingga perguruan tinggi seni dan seniman Jabar. (ymi)