RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Jumlah daerah di Jawa Barat yang dinyatakan kekeringan bertambah. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat masih menetapkan status siaga.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, pada 17 Juli 2019, ada 13 daerah yang terdampak kekeringan. Namun, hingga 5 Agustus 2019, terdampak bertambah menjadi 20 daerah.
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Provinsi Jawa Barat, Budi Budiman Wahyu menyatakan, ada 20.621 hektare lahan pertanian di Jawa Barat terdampak kekeringan. Selain itu, ada 166.957 Kepala Keluarga kekurangan air bersih. Untuk mengatasinya, BPBD sudah menyalurkan bantuan air bersih ke berbagai daerah yang terdampak kekeringan.
“Kami menyalurkan air bersih sebanyak 1.799.100 liter untuk warga,” kata Budi, Selasa (6/8).
Terpisah, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengaku, kekeringan ini sudah dimonitor sejak awal. Beberapa kebijakan jangka menengah dan pendek ia sebut sudah disiapkan.
“Kami sudah koordinasi dengan PUPR untuk percepatan proyek skala jangka menengah berupa pembangunan waduk,” kata Emil sapaan Ridwan Kamil.
“Ada negara yang gak ada air, seperti Afrika Selatan karena saat hujan airnya ga tertampung. (Di Jabar) Proyek penampungan air dalam bentuk waduk sedang dikebut. Termasuk yang di Citarum. Sudah dianggarkan lagi pembebasan lahan,” sambung Emil.
Kata Emil, untuk rencana jangka pendek ia mengisntruksikan kepada bupati dan walikota untuk penggiliran air kepada warga, termasuk lahan pertanian. Selain itu, PDAM di daerah diminta mendatangi masyarakat untuk membagikan air bersih.
Disinggung mengenai penerapan status siaga kekeringan, Ia memilih untuk menunggu laporan dari instansi terkait. Itu pun berkaku bagi rencana melakukan hujan buatan.
“Belum ada, masih nunggu laporan dulu. Kalo definisi siaga, ya kita sudah siaga. (hujan buatan) masih dibicarakan. Fokus (pembenahan) di daerah terlaporkan kekeringan.” pungkasnya.
(azs)