RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Kebijakan sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 bukan hanya timbulkan beragam persoalan ihwal dunia pendidikan. Di Kota Bandung, kebijakan itu berpengaruh terhadap program bus sekolah. Minat siswa menggunakan moda transportasi massal terus menurun lantaran lokasi sekolah berdekatan dengan domisili.
Hal itu diakui Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, Ricky Gustiadi. Menurutnya, dari 24 unit bus sekolah hanya 13 unit yang masih aktif. Padahal, rencana awal program tersebut untuk mengurai kemacetan.
“Memang ada penurunan minat penggunaan bus sekolah, karena sekarang orang-orang sekolah di lokasi yang berdekatan dengan domisili. Mereka ada yang naik kendaraan pribadi juga,” ujar Ricky, Rabu (21/8/2019).
Ricky mengungkapkan, akibat sepinya siswa menggunakan bus sekolah pihaknya berencana untuk mengalih operasikan menjadi angkutan umum ke Bandara Internasional Jawa Barat, (BIJB), Kertajati.
“Ada rencana untuk mengalihkan bidang usaha menjadi angkutan umum ke BIJB Kertajati, namun semuanya masih dalam pembahasan,” tuturnya.
Kepala UPT Pengelolaan Angkutan Dishub Kota Bandung Yudhiana, merespon
rencana pengalih operasian bidang usaha tersebut. Menurutnya, rencana itu harus melalui beragam kajian dan harus memiliki payung hukum.
“Di rencana bisnis anggaran tahun 2019, bus sekolah belum bisa dipakai menjadi moda transportasi massal ke BIJB Kertajati, jika dipaksakan maka bisa menyalahi aturan,” jelas Yudhiana.
Yudhiana mengatakan, rencana bus sekola dioperasikan ke Kertajati pada 2020 dengan 13 unit masih dalam kajian. Ia juga belum tahu secara rinci potensi pendapatan yang akan didapat rencana tersebut direalisasikan.
“Jika memang akan dioperasikan ke BIJB Kertajati diupayakan sistemnya sewa, kondisi bus masih bagus juga,” ujarnya.
Yudhiana menambahkan, 13 unit bus sekolah yang tidak beroperasional diparkir di Kantor Dishub Gedebage. Kata dia, bus sekolah yang masih aktif yaitu Antapani-Ledeng dua unit. Dago-Leuwipanjang empat unit. Cibiru-Asia Afrika empat unit dan Cibiri-Cibeureum tiga unit.
“Untuk pemeliharaan dan biaya operasional 13 bus sekolah dialokasikan Rp2,5 miliar. Sedangkan 11 bus yang kini dikandangkan ada beberapa opsi selain Kertajati yaitu bus mahasiswa atau bus pariwisata. Kalau untuk bus mahasiswa, kami usulkan gratis,” pungkasnya