RADARBANDUNG.id, CIMAHI – Kekeringan yang melanda Kota Cimahi dan Bandung Raya pada tahun 2019 ini masih terus meluas dan dampaknya semakin dirasakan masyarakat.
Untuk memenuhi kebutuhan air, masyarakat terpaksa menanti pasokan air yang didistribusikan oleh Pemerintah Kota Cimahi melalui UPT Air Minum Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Cimahi.
Warga RW 12 Pojok Selatan, Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, sudah sebulan belakangan terdampak kekeringan namun baru dua kali mendapat pasokan air.
“Minggu kemarin sekali terus sekarang, jadi baru dua kali. Padahal kekeringannya sudah sebulan lebih,” ujar Wati (61), warga setempat saat ditemui disela-sela mengantre pasokan air, Selasa (3/9).
Sekali mengantre air pasokan, ia menempatkan sekitar 6 buah galon dan beberapa ember untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Enam galon itu hanya untuk sehari, karena mandi, cuci, dan masak juga dari situ. Untungnya saya hanya berdua dengan suami,” katanya.
Ia mengatakan, jika tak ada pasokan air terpaksa dirinya dan suami mengambil air dari sumur artesis. Namun karena jaraknya jauh, ia jarang mengambil air.
“Ya kadang juga beli, karena kalau dari sumur artesis kan jauh. Sedangkan saya sama suami sudah sepuh,” bebernya.
Sofwan, Sekretaris RW 12, mengaku sangat terbantu dengan adanya suplai air dari pemerintah. Sebab hampir semua warganya terdampak kekeringan.
“Dari 400 kepala keluarga disini, hampir semuanya terdampak. Tapi kalau ada pasokan air, juga tidak semuanya ambil. Karena ada yang masih punya sanyo atau lebih milih beli,” ujarnya.
Pihaknya berharap durasi pengiriman bisa ditambah dari yang seminggu sekali bisa menjadi dua kali dalam seminggu.
“Karena disini sepuh-sepuh, kalau bisa ditambah intensitasnya,” tandasnya.