RADARBANDUNG.ID, BANDUNG – Wakaf Salman ITB sebagai nazhir wakaf di Kota Bandung melakukan penandatangan kerjasama untuk membantu Yayasan Pondok Mualaf Indonesia dalam pembangunan Masjid &Pondok Mualaf di Kota Cimahi.
Penandatanganan MoU dilaksanakan bersamaan dengan digelarnya kajian islami bersama Mamah Dedeh dengan mengusung Tema Belanja di Jalan Allah.yang bertempat di Masjid Trans Studio Bandung. Penandatanganan kerjasama tersebut dilakukan langsung oleh Direktur Wakaf Salman ITB, M. Khirzan Nazar Noeman dan Ketua Umum Yayasan Pondok Mualaf Indonesia, Ustadz Ku Wie Han.
“Kerjasama ini merupakan sebuah bentuk komitmen Wakaf Salman ITB untuk terus membangun infrastruktur yang dapat dijadikan fasilitas penunjang kegiatan keagamaan, khususnya kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh saudara-saudara mualaf,” ujarnya dalam konferensi pers di Masjid Trans Studio Bandung, Sabtu (2/11/2019).
Wakaf untuk pembangunan masjid dan Pondok Mualaf, lanjur Khizran, diharapkan mampu menjadi bagian dari kesejahteraan saudara-saudara mualaf, dalam mempelajari Islam dan menjaga keistiqomahan.
Saat ini, Wakaf Salman ITB pun bergerak untuk pembebasan ruko di sekitar Masjid Lautze 2 dalam rangka perluasan Masjid. Yang mana Masjid Lautze 2 pun menjadi salah satu pusat pembelajaran dan pembinaan para mualaf di Kota Bandung.
Dalam kesempatan kali ini, Wakaf Salman ITB juga turut meginformasikan kemudahan berwakaf mengunakan beberapa platform digital, seperti: Bukalapak, kitabisa.com, Ovo, Gopay, dll.
Di era digital seperti ini, tentunya Wakaf Salman ITB juga terus berinovasi memberikan layanan kemudahan bagi masyarakat yang ingin ikut berkontribusi dalam Program Wakaf Pembangunan Masjid dan Pemberdayaan Mualaf di wilayah Kota Cimahi.
Khirzan pun menambahkan, untuk pembangunan diperkirakan butuh Rp2,5 miliar. Namun hal tersebut mampu berubah, mengingat belum melakukan survei lebih lanjut akan kebutuhan yang diperlukan. “Semoga saja bisa dipercepat proses pengumpulan wakafnya agar bisa dibangun tahun depan,” tegasnya.
Dilokasi serupa, Ku Wie Han menambahkan, Yayasan Pondok Mualaf Indonesia yang berdiri pada tanggal 11 Agustus 2019 ini memiliki fokus program untuk pembinaan para mualaf diberbagai tempat.
“Diharapkan jamaah yang hadir dapat teredukasi dan tergugah untuk berwakaf dan menjadi bagian dari kesejahteraan para mualaf dalam mempelajari Islam,” tuturnya.
Ia pun menjelaskan, untuk mualaf pembinaan kurang lebih selama tiga tahun. Sehingga dengan bangunan di atas 320 meter persegi yang akan dibangun hanya terdapat tiga lantai diantaranya lantai pertama untuk masjid, kedua untuk kantor serta ruang serba guna dan lantai ketiga untuk kelas serta asrama.
“Sebenarnya banyak yang mualaf tapi mereka kan terkadang malu karena takut di ledek dan yang ada malah balik lagi ke agama mereka sebelumnya, hadirnya kami ingin merangkul mereka bahwa tidak perlu malu lho,” pungkasnya.
(nda)