RADARBANDUNG.id, PADALARANG – Nasib nahas menimpa Agus Sumpena (50), seorang pedagang kopi.
Pedagang kopi yang biasa berjualan dekat Gerbang Tol Padalarang itu jadi korban penembakan brutal, pada Jumat (20/12) sekitar pukul 04.00 Wib.
Agus menuturkan, peristiwa terjadi saat ia sedang dagang kopi dalam kios miliknya tidak jauh dari gerbang tol Padalarang.
-
Pelaku lepaskan tembakan 10 kali
Datang dengan menggunkan mobil berwarna putih, pelaku langsung menembakan senjata berjenis air soft gun sebanyak sepuluh kali.
“Langsung menembak saya dari jarak kurang lebih 3 meter,” katanya kepada Radar Bandung, Minggu (22/12).
Agus menjelaskan, pelaku penembakan berjumlah satu orang, walaupun dua pelaku lain juga sama membawa senjata air soft gun dan sempat turun dari mobil mendekati pelaku penembakan.
“Yang dua ikut turun sambil bawa pistol juga dan tak lama ngomong ke si pelaku, ayo pergi bang bukan ini orangnya,” ujarnya.
Salah seorang saksi di TKP, Nana, mengaku tidak menyangka tiga pelaku yang turun dari kendaraan mempunyai niat jahat kepada Agus.
“Saya kira mereka (pelaku) mau beli kopi, eh tiba-tiba yang satu orang menembak Agus,” katanya.
Kakak korban, Apen mengatakan, seusai penembakan, Agus mendapat perawatan dari Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan (RSCK). Namun, adiknya dirujuk ke RSUD Cibabat. “Karena lukanya cukup banyak,” ungkap Apen.
-
Proyektil peluru masih bersarang
Apen memaparkan, adiknya mengalami luka tembak pada dahi, pipi dan tangan. Bahkan proyektil peluru masih bersarang dalam tubuhnya karena belum sempat melakukan operasi lantaran tidak mempunyai biaya.
“Peluru yang pada dahi dan pipi belum, setelah mendapat perawatan satu malam keluarga membawa Agus pulang,” terangnya.
Sepengetahuannya, kata Apen, adiknya tidak mempunyai masalah dengan orang lain, bahkan penjaga kios kopi bergantian dengannya. Apen mengaku bingung jika ada orang yang menembak adiknya.
Baca Juga: Polisi Buru ‘Koboi Jalanan’ Penembak Tukang Kopi di Padalarang
“Tidak ada yang pernah ke sini (kios kopi) yang nyari Agus lantaran ada masalah, saya biasanya jaga siang sampai sore selanjutnya oleh adik saya sampai pagi,” tutur Apen.