RADARBANDUNG.id, MELANJUTKAN – estafet berkesenian para seniman muda, acara berjudul ‘Pameran Bergilir #Jilid 2 Seni Rupa Jawa Barat’ digelar di Gedung Pusat Kebudayaan (YPK). Berlangsung dari 8-16 Februari, 54 seniman muda menampilkan karya seni yang dipajang disepanjang galeri YPK.
Sesuai gagasan awal, pameran bergilir bertujuan memberikan ruang pada perupa muda yang jarang terekspos. Tujuan dari pameran ini adalah pemetaan dan survey atas segala potensi seniman yang ada di Jabar.
Tim kurasi ‘Pameran Bergilir #Jilid 2 Seni Rupa Jawa Barat’, Anton Susanto menyebut proses pembuatan pameran bergilir kali kedua jauh lebih berat dibanding pertama. Kompleksitas dan ekspektasi masyarakat akan karya-karya yang dipamerkan jadi hal yang perlu Anton dan tim pikirkan sejak awal.
Di waktu bersamaan, distraksi yang mulai bermunculan dan tantangan formulasi dari para seniman dibuat lebih ideal, pasalnya penikmat karya menuntut karya seni dengan pemikiran ekstra dan kerja tim yang solid. Tapi, satu hal yang jadi pegangan Anton, ialah konsep kolektivitas dan kemandirian dalam pelaksanaannya.
“Konsep kolektif yang gotong royong ini merupakan sebuah wahana yang memberikan kesempatan kepada seluruh seniman untuk berpartisipasi aktif. Sehingga terjadi proses komunikasi, interaksi, pembelajaran, kaderisasi yang semakin cair antara seniman di Jabar,” kata Anton pada catatan kuratorial di Gedung YPK, Jalan Naripan, Senin (10/02/2020).
Apabila tujuannya tercapai, ia dan tim ingin membuat sebuah misi yakni membangun pilar-pilar seni rupa Jawa Barat. “Kelak kita akan membicarakan hari ini dengan penuh kebanggaan. Karena para seniman ini merupakan pilar-pilar seni rupa kebanggaan Jabar yang dibangun sendiri,” sambungnya.
Dalam membangun pilar tersebut tentunya ada tantangan yang harus diperhatikan. Anton menyebut, Bandung punya nilai tambah untuk membentuk ekosistem perupa muda. Terkenal sebagai barometer seni rupa Indonesia dengan galeri seni yang tersebar diberbagai wilayah, rasanya bukan hal sulit untuk mewujudkannya.
Namun, katanya, dinamika seni rupa di Jabar yang tinggi perlu dibarengi dengan program rutin, supaya tidak sekadar jadi tren sesaat. “Program rutin yang kemudian akan selalu menjadi referensi bagi pemutakhiran data dan kecenderungan ekspresi seni,” imbuhnya.
Seniman Rosalina Mumtaz menampilkan seni lukis berjudul ‘Temanmu Bukan Bintang’. Diatas kanvas berukuran 100×75 sentimeter, Rosalina melukis dua figur manusia berkepala monyet dan anjing yang tampak bersahabat. Kedua hewan beda spesies ini digambar Rosalina menggunakan cat akrilik dengan warna-warna feminim.
Kemudian, Resi Sita Wiranti menggambarkan tiga orang wanita karier yang sedang berdiskusi. Diatas kanvas berukuran 100×100 sentimeter, lukisan berjudul ‘Diskusi Dalam Bisnis’ ini memperlihatkan keakraban para pebisnis wanita dengan senyum merekahnya. Berlatar kuning cerah, apabila diamati lebih lama, pengunjung bisa merasakan aura kebahagiaan dari tampilan tiga sosok wanita hebat ini.