News

Kesakralan Ramadan Tidak Akan Berkurang

Radar Bandung - 27/04/2020, 03:36 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Kesakralan Ramadan Tidak Akan Berkurang

Oleh KH SAID AQIL SIROJ, Ketua Umum PBNU

KITA tetap harus berpuasa. Berniat melaksanakan perintah Allah. Apalagi, puasa ini salah satu rukun Islam.

Namun, dengan keadaan seperti ini, saya mengimbau tidak usah tarawih di masjid dulu. Tidak tadarus bersama di masjid. Tidak silaturahmi dengan buka bersama dulu. Cukup di rumah saja.

Diam di rumah ini sangat sesuai dengan perintah agama Islam, yakni menjaga keselamatan diri kita dan orang lain.

Allah berfirman, La tulqu biaydikum ila tahlukah. Jangan jerumuskan dirimu pada kehancuran. Nabi juga bersabda, La darara illah dirara. Tidak boleh mencelakakan diri kita maupun orang lain.

Kita mengikuti aturan dan protokol medis untuk tidak bersilaturahmi dan tidak salat di masjid itu pun ibadah. Dihitung pahala. Bulan Ramadan tidak akan berkurang kesakralannya.

Ada kaidah Al-amru idza dzoqo ittasaq. Kondisi kalau sempit, hukum malah menjadi luas. Misalnya, kalau kita kebetulan di tengah hutan atau padang pasir, nggak ada apa-apa, kalau nggak makan mati. Terus, di situ ada bangkai.

Maka, makan bangkai jadi boleh. Al amru idza dzaqa ittasaq, hukum itu kalau dalam keadaan sempit malah jadi luas. Longgar.

Sama dengan kondisi sekarang. Karena ada darurat Covid-19, ibadah di rumah, tarawih di rumah, tadarus di rumah, sama pahalanya dengan ketika tarawih dan tadarus di masjid. Daripada kalau bertemu rame-rame di masjid, satu orang saja yang membawa virus, mudaratnya bisa ratusan orang. Betapa repotnya petugas kesehatan.

Memahami agama juga harus dengan ilmu, bukan dengan emosi. Misalnya, tidak boleh Jumatan, terus marah-marah, emosi, terus mencaci maki. Ada kejadian mau salat Jumat, imamnya tidak datang, terus mencaci maki, ’’Imam mana? Kalau nggak bisa jadi imam, mundur saja.’’ Nah, ini gimana, mau ibadah tapi hatinya keras. Mau ibadah kok mencaci maki.

Ibadah Ramadan juga tidak cuma sebatas tarawih, tadarus, dan silaturahmi. Bisa juga ibadah dengan membantu sesama, membagikan sembako, membantu tenaga medis. Laisa minna man lam yahtam bi amri muslim, bukan umatku kalau tidak peduli dengan nasib orang Islam.

Kalau kita orang Islam, harus peduli terhadap sesama. Kalau tetangga dan teman butuh pertolongan, ayo kita bantu. Jangan malas-malas untuk membantu dan menolong. Dalam bulan Ramadan, nilainya berlipat.

Selama ini kan kita berpikir, kalau tidak salat di masjid seperti bukan ibadah. Sebenarnya ini bagus. Cuma, lebih cenderung emosional. Karena imannya kuat mengeluarkan emosi seperti itu. Tapi, kalau sampai menantang sunnatullah, itu salah.

Sunnatullah yang dimaksud, ini ada korona. Kalau kumpul, bisa nular. Sunahnya begitu. Nidzom Allah seperti itu. Jangan melawan. Jangan dilawan meskipun beralasan ibadah.

Ada orang sampai bilang, ’’Saya dengar di sini ada korona. Kita datang berjamaah, nanti hilang.’’ Ya silakan. Tapi, itu namanya sombong. Dikira begitu membela agama. Justru itu merugikan agama. Bertentangan dengan logika dan merugikan agama.

Memang benar kita harus yakin segala sesuatu itu minallah wa ilallah. Kita harus yakin bahwa Allah akan menyelamatkan kita selama kita ibadah. Tapi, jangan diumbar ngomong. Itu berarti sombong. Misalnya bilang, saya berwudu terus minimal 5 kali sehari semalam, insya Allah korona nggak masuk hidung, mulut, dan telinga. Dalam hati saja, tidak usah diumbar.

Kemudian, ada pahala lain yang bisa kita dapatkan. Yakni, tahammulil qadha bis shobri. Menerima takdir Allah dengan sabar itu luar biasa pahalanya. Terima takdirnya dengan ikhlas. Jangan nggerundel. Jangan menggerutu.

Contoh kecil, para khatib Jumat, para guru ngaji, pada libur semua. Rezekinya berkurang. Para mubaligh biasanya ceramah, sekarang tidak. Nah, ini kesempatan pahala besar sekali. Kita terima qadha dengan sabar.

Sabar menjalankan, taat. Sehari semalam lapar, haus, dan salat. Sabar meninggalkan maksiat seperti jangan minum khamr. Sabar, jangan menggerutu.

Jangan Melawan Sunnatullah

Ibadah boleh saja. Tapi, jangan melawan sunnatullah. Sistem alam semesta. Sunnatullah itu gampangannya begini. Allah menetapkan, kalau ada ini, akan ada bahaya ini. Kemudian, cara mengatasinya begini. Sama seperti wabah Covid-19.

Allah menetapkan, ini ada wabah, berbahaya bagi nyawa. Kalau berkumpul orang banyak, bisa menular. Kemudian, ada cara mengatasinya begini. Diam di rumah, menghindari kerumunan.

Kulli da’in dawa’ún, setiap penyakit ada obatnya. Allah ciptakan penyakit, ya pasti ada obatnya. Obatnya apa? Ya harus kita cari, biar kita tumbuh cerdas.

Allah hanya menyediakan potensi yang ada. Silakan kamu yang menemukannya. Maka, terbangunlah yang namanya ilmu pengetahuan dan peradaban.

Seperti dahulu Sayyidina Umar Ibn Khattab mau dijemput Gubernur Syam Abu Ubaidah Al Jarrah. Di sana sedang ada wabah (thaun).

Akhirnya, Umar balik lagi. Beliau tidak melawan sistem sunnatullah. Walaupun beliau ditanya, kok lari dari takdir? Umar menjawab, “Saya menghindar dari takdir satu menuju takdir Allah yang lebih baik.” Pada akhirnya, Abu Ubaidah wafat juga karena thaun tadi.

Ramadan itu anugerah dari Allah. Ini bulan gembira. Di bulan ini kita dimanjakan. Pahala sunah dilipatgandakan seperti pahala fardu. Barangsiapa menjalankan sunah di bulan Ramadan, pahalanya sama dengan melaksanakan fardu di luar Ramadan.

Ramadan ini juga merupakan waktu di mana pintu langit dibuka. Futuhatus samawati wal ard. Istigfar doa-doa kita insya Allah didengar Allah. Ini bulan penuh kesempatan. Syahrul magfiroh, bulan pertobatan. Syahrur rohmah, bulan rahmat. Juga ’Itqun minannar. Artinya, Allah menjamin akan bebas dari api neraka. Jadi, kita sangat dimanjakan sekali. Allah mengobral semua kemurahan.

(*)


Terkait Nasional
Singgung Masa Penjajahan, Presiden Prabowo Subianto Sebut Belanda Keruk USD 31 Triliun, Setara 144 Tahun Anggaran Indonesia
Nasional
Singgung Masa Penjajahan, Presiden Prabowo Subianto Sebut Belanda Keruk USD 31 Triliun, Setara 144 Tahun Anggaran Indonesia

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyinggung masa penjajahan yang pernah dialami oleh Indonesia dalam sambutannya saat membuka Indo Defence 2025 pada Rabu (11/6/2025). Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa selama Belanda menjadi penjajah, mereka telah mengeruk USD 31 triliun. Menurut Presiden Prabowo Subianto angka tersebut setara dengan anggaran Indonesia untuk 144 tahun. Secara terbuka, Presiden […]

bank bjb Perkuat Koneksi dengan Generasi Muda Lewat Dukungan pada Konser Hindia
Nasional
bank bjb Perkuat Koneksi dengan Generasi Muda Lewat Dukungan pada Konser Hindia

RADARBANDUNG.id, JAKARTA- Konser Hindia bertajuk “25 on Blank Canvas” yang berlangsung di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Sabtu (7/6), menjadi panggung tak hanya bagi eksplorasi musikal, tetapi juga ajang perkenalan gaya hidup digital yang diusung oleh bank bjb. Sebagai salah satu mitra pendukung acara, bank bjb menghadirkan beragam aktivasi layanan yang inovatif dan dekat dengan kebutuhan generasi […]

Nadiem Makarim Buka Suara Soal Dugaan Korupsi Proyek Pengadaan Laptop Cromebook Senilai Rp9,9 Triliun
Nasional
Nadiem Makarim Buka Suara Soal Dugaan Korupsi Proyek Pengadaan Laptop Cromebook Senilai Rp9,9 Triliun

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Kejaksaan Agung sedang menyelidiki kasus dugaan korupsi yang dilakukan oleh Nadiem Makarim ketika dia masih menjabat sebagai Menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi. Proyek semasa Nadiem Makarim ini berlangsung antara 2019-2023 dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Dana Alokasi Khusus (DAK) yang ditujukan untuk digitalisasi pendidikan di sekolah bada […]

Penguatan Branding Halal Desa Wisata Alamendah: LPPM Unisba Kembangkan Modul Teknis dan Media Edukatif
Nasional
Penguatan Branding Halal Desa Wisata Alamendah: LPPM Unisba Kembangkan Modul Teknis dan Media Edukatif

RADARBANDUNG.id- Mengusung konsep “The Great Halal Experience”, Desa Wisata Alamendah di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, tengah bertransformasi menjadi destinasi unggulan berbasis nilai-nilai Islam. Branding ini bukan sekadar simbol, tetapi langkah nyata dalam menjadikan pariwisata sebagai ruang harmonis antara keindahan alam, budaya lokal, dan nilai religius. Dalam upaya mendukung transformasi tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.