RADARBANDUNG.id – Krisis pemutusan hubungan kerja (PHK) di masa pandemi virus corona (Covid-19) paling tinggi terjadi di sektor industri padat karya dan industri manufaktur terutama industri pakaian jadi (garmen). Di sektor tersebut, 75 persen pekerjanya merupakan perempuan.
Data dari Kementerian Tenaga Kerja RI, krisis akibat pandemi Covid-19 ini setidaknya telah membuat 2,8 juta orang kehilangan pekerjaannya. Mereka dirumahkan atau di-PHK tidak diiringi dengan kompensasi yang cukup, sehingga terancam rawan pangan.
Dasar ini yang membuat organisasi Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) menyelenggarakan re-launching program kampanye penggunaan masker. Masker ini akan dibuat oleh para perempuan yang kehilangan pekerjaan untuk membantu perekonomiannya.
“Dalam program ini, kami bergerak untuk tidak saja menganjurkan pemakaian masker kepada masyarakat, tetapi juga turut menopang perekonomian rakyat dengan memfasilitasi UKM di berbagai kota untuk memproduksi masker secara massif,” ujar Lisa Zen Purba, koordinator kampanye Masker PTI melalui siaran pers yang diterima, Kamis (30/4/2020).
Masker yang diproduksi akan dipasarkan dengan konsep solidaritas sosial. Artinya masyarakat yang mampu akan membeli masker dan dengan pembeliannya itu mereka juga mendonasikan satu masker lain untuk dibagikan PTI kepada masyarakat yang kurang mampu.
Sejauh ini, PTI telah bekerja sama dengan setidaknya 26 konveksi rumahan yang melibatkan setidaknya 200 perempuan penjahit di Jakarta, Bandung Raya, Bogor, Tasikmalaya dan Garut.
“Jawa Barat menjadi pilihan utama, karena selain provinsi dengan populasi dan jumlah tenaga kerja terbesar, tingkat pengangguran juga sangat tinggi, tetapi juga karena merupakan salah satu pusat industri garment di Indonesia”, Myra Winarko, Koordinator Umum PTI.
Pihaknya pun segera memulai program kampanye untuk mendesak pemilik brand atau buyer internasional terutama produk garmen agar tidak serta merta mencabut dan membatalkan seluruh order terhadap pabrik-pabrik subkontrak mereka di Indonesia.
Dede Radinal, Koordinator Program PTI, juga menjelaskan kalau PTI berencana untuk terus memperbesar produksi masker dengan melibatkan semakin banyak UKM, dengan memperluas pemasaran dan gerakan solidaritas sosial melaluiWarga Negara Indonesia yang berada di luar negeri (diaspora).
“Kami telah membangun jaringan dengan diaspora Indonesia di Amerika Serikat untuk kegunaan ini. Kita berharap, gerakan Perempuan Tangguh Indonesia tidak akan berhenti sebagai pendistribusi bantuan sembako, alat kesehatan untuk rumah sakit, dan warung nasi saja, tetapi kita juga melakukannya dalam konteks membangun ketahanan ekonomi masyarakat agar mempermudah economic recovery yang apabila hanya dilakukan pemerintah, tentu saja akan sangat berat.”
Berbagai tokoh publik -antara lain Yenny Wahid, Chelsea Islan, Tompi, Ivanka Slank, Once Mekel, Susi Susanti, Alan Budikusuma, Ivana Lie, Liliana Tanoesoedibjo, Jacklyn Choppers, Iis Sugianto, Bens Leo, Rudy Choirudin, Lilo KLA Project telah berpartisipasi di dalam gerakan kampanye pemakaian masker yang telah dimulai sejak bulan Maret lalu. (rls)