News

Menkeu: Muskil Cegah Orang Mudik, Pertumbuhan Ekonomi Bisa -0,4 Persen

Radar Bandung - 07/05/2020, 01:14 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Menteri Keuangan, Sri Mulyani

Menkeu: Muskil Cegah Orang Mudik, Pertumbuhan Ekonomi Bisa -0,4 Persen

RADARBANDUNG.id- Mobilitas orang yang masih terhitung tinggi di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi ancaman tersendiri bagi ekonomi nasional.

Bahkan karenanya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku, skenario sangat berat mungkin terjadi.

Baca Juga: Bumerang PSBB! Jika Diperluas, Siap-siap Perekonomian Bakal Makin Terpuruk

Demikian dia sampaikan dalam rapat kerja virtual dengan Komisi XI DPR, Rabu (6/5).

Untuk diketahui, Kemenkeu menyusun dua skenario dampak Covid-19 terhadap perekonomian, yakni skenario berat dan skenario sangat berat. “Skenario berat, pertumbuhan ekonomi bisa terjaga di 2,3 persen,” kata Sri Mulyani.

Baca Juga: Defisit APBN Tembus Rp 76,4 Triliun

Skenario yang disusun itu sangat berkaitan dengan lamanya penyebaran Covid-19 sehingga menyebabkan terjadinya PSBB dan penurunan aktivitas ekonomi.

Dalam rapat terbatas (ratas), Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mewanti-wanti efek ping-pong penyebaran Covid-19, karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk tidak mudik.

“Gugus Tugas memberikan peringatan, karena mencegah masyarakat untuk sama sekali tidak pulang kampung itu muskil, maka kemungkinan terjadi efek ping-pong sedang diwaspadai,” ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Jika itu yang terjadi, maka skenario sangat berat akan terjadi. Sri Mulyani menuturkan, skenario ini akan mendorong masa PSBB yang lebih panjang dan cakupannya tidak hanya di Jakarta.

Baca Juga: Geram, Jokowi Minta Menkeu Tegur Pemda yang Lelet Respons Covid-19

“Oleh karena itu, kemungkinan masuk ke skenario sangat berat mungkin saja terjadi, dari 2,3 persen ke -0,4 persen,” tukasnya.

Apalagi, lanjut dia, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan konsumsi rumah tangga pada kuartal-I 2020 anjlok. Dari yang biasanya di atas lima persen, menjadi hanya tumbuh 2,84 persen.

Dalam struktur Produk Domestik Bruto, konsumsi rumah tangga memberikan andil hingga 57 persen. Jika pandemi ini terus berlanjut, maka konsumsi rumah tangga pada kuartal-II dan seterusnya bukan tidak mungkin negatif, dan membuat pertumbuhan ekonomi terkontraksi.

(jpc)