48.289 Pekerja Dirumahkan, Begini Strategi Disparbud Jabar Kembalikan Geliat Pariwisata
RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Sejak Covid-19 mewabah keberbagai negara tak terkecuali Indonesia, berbagai sektor ekonomi merosot. Tak sedikit perusahaan merumahkan para pekerja gegara pendapatan yang terjun bebas lantaran produksi terus berkurang.
Dampak virus asal Wuhan, China-pun terus menggerus sektor pariwisata di Jabar.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar merilis, sedikitnya ada 48.289 pekerja di sektor pariwisata di Jabar yang dirumahkan akibat pandemi ini.
“Para pelaku di industri ini (pariwisata) termasuk hotel, restoran, industri ekonomi kreatif hingga usaha non formal banyak yang mengambil kebijakan merumahkan pekerjanya,” ujar Kepala Disparbud Jabar, Dedi Taufik.
Rincian pekerja sektor pariwisata yang dirumahkan di Jabar terdiri dari dibidang destinasi 5.179 orang, di bidang hotel 12.143 orang dari total 2.768 lembaga usaha.
Kemudian, pekerja dibidang usaha restoran 1.179 orang, ekonomi kreatif 14.991 orang dan di bidang biro perjalanan 1.107 serta pekerja seni budaya 14.721 orang.
Dedi mengatakan, para pelaku industri pariwisata memutuskan menutup dan tidak ada aktivitas yang signifikan dalam kegiatan ekonomi akibat penurunan drastis hampir merata di seluruh Jabar.
Pihaknya mengaku terus merancang strategi untuk memulihkan, termasuk mitigasi di sektor ini setelah pandemi berakhir dan sejauh ini ada tiga tahap dan pemetaan yang sudah dibuat yakni fase tanggap darurat, fase pemulihan dan normalisasi.
Pada tahap tanggap darurat, pihaknya melakukan upaya menekan dampak buruk yang terjadi. Salah satu langkah yang diambil berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta pemerintah kabupaten kota untuk membantu para pekerja, termasuk mendorong kebijakan fiskal bagi pelaku pariwisata berdasarkan permohonan asosiasi.
“Berdasarkan permohonan itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan refocusing anggaran untuk membantu pekerja yang terdampak. Alhamdulillah Jabar mendapat bantuan dengan kuota 36 ribu paket bahan pokok bantuan kerohiman dari Kemenparekraf untuk pekerja yang terdampak,” ujarnya.
Ia mengakui, bantuan hanya bersifat sementara dan tidak bisa menyelesaikan persoalan, namun jika dilihat sisi psikologis, diharapkan bisa berpengaruh positif dan meringankan beban pekerja yang dirumahkan.
Kemudian, difase pemulihan, direncanakan dilakukan Juni hingga Desember 2020. Pihaknya berharap, pandemi segera berakhir agar bisa fokus mendorong bergeraknya industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
Menurutnya, diawal fase ini, ada konsep new normal pada promosi dengan sasaran pariwisata pasar domestik yang dibagi kedalam beberapa bagian daerah.
“Ada penerapan protokol kesehatan yang ketat. Kita berharap dalam fase pemulihan sudah mulai mengedepankan quality tourism. Dorongan kepada masyarakat ini nantinya diarahkan pada destinasi wisata alam terbuka,” katanya.
Di sektor ekonomi kreatif, pihaknya akan mendorong produk yang dihasilkan lebih mengutamakan faktor kesehatan. Salah satunya, destinasi kuliner khas daerah yang memiliki kandungan yang sehat.
“Dan tentu sasaran pasarnya semua kalangan usia, tapi fokusnya ke pasar milenial. Pada masa fase pemulihan ini, salah satu yang menjadi target adalah memperbanyak mice. Ini harus ada kerjasama antara pemerintah dan asosiiasi agar industri pariwisata bisa kembali bangkit,” pungkasnya.
(arh/bbs)