News

Jabar akan Produksi Massal Alat Rapid Test Buatan Unpad-ITB Bulan Depan

Radar Bandung - 12/06/2020, 20:08 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Gubernur Jabar Ridwan Kamil

Jabar akan Produksi Massal Alat Rapid Test Buatan Unpad-ITB Bulan Depan

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Pemprov Jabar siap memproduksi rapid test 2.0 buatan lokal secara massal pada Juli 2020 mendatang, guna menekan pengadaan alat impor dari luar negeri.

Baca Juga: PSBB Kota Bandung Berlanjut, tapi Mal Sudah Boleh Buka Mulai Senin

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengatakan, alat rapid test yang bakal diproduksi secara massal ini hasil kerjasama Unpad dan ITB. Ia mengklaim akurasinya lebih baik ketimbang alat rapid tes buatan China yang selama ini digunakan.

“Akan diproduksi massal mendekati 100 ribu alat di bulan Juli. Nah, di Juni ini sudah ada, tapi terbatas 5.000 unit. Yang stok untuk Juni akan digunakan kepada orang yang reaktif atau PCR-nya positif,” ungkap Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (12/6/2020).

Baca Juga: PSBB Jabar Resmi Diperpanjang Hingga 26 Juni

“Nanti massal di bulan Juli, bisa dijual murah. Warga yang butuh surat keterangan sehat bisa menggunakan tes pcr 2.0. Akurasinya 80 persen. (Alat rapid tes) yang dari Tiongkok mengecek antibodi ketika ada benda asing yang ada di dalam tubuh. Itu bukan berarti covid. Yang rapid test 2.0 buatan kita ini mengukur antigen. Proteinnya Covid-19. Akurasinya tinggi,” terangnya.

Selain itu, ia menyebut sudah menyiapkan Laboratorium Moblie Bio Safety Level 3 (BSL3) dari PT Bio Farma (Persero) kepada Universitas Padjadjaran (Unpad). Layanan dari alat ini diharapkan dapat merealisasikan target 300.000 tes COVID-19 di Jabar.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Pembukaan Mal di Jabar Kemungkinan Minggu Depan, Tempat Hiburan Malam Nanti Dulu

Pengetesan Covid-19  intens dilakukan baik rapid test maupun swab test dengan metode teknik reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR). BSL3 bergerak pertama di Indonesia itu mampu mengetes 400 spesimen per hari.

“Dengan hadirnya mobil lab BSL3 ini testing ratio Jawa Barat akan meningkat pesat dan kami akan mengejar zona-zona merah, zona-zona hitam yang sekarang ada di level desa-desa manajemennya,” imbuhnya.

Ia berencana membuat mobil lab sejenis untuk menjangkau daerah di Jabar. Harga satu mobil lab tersebut, kata ia, berkisar Rp 6-7 miliar.

(bbb/ysf)