Bus Bandros pun Terapkan Protokol Kesehatan Covid-19
RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Setelah diistirahatkan karena pandemi Covid-19 selama sekitar tiga bulan, Bandung Tour on Bus atau bus wisata yang lebih dikenal dengan sebutan Bandros telah kembali beroperasi sejak Senin (15/6).
“Kembali beroperasi sejak Senin (15/6). Hitungannya masih sepi. Tapi di hari ketiga ini, sudah mulai ada peningkatan dibanding hari pertama dan kedua,” ujar salah seorang sopir Bandros, Tosin Rumargana, di Alun-alun Kota Bandung, Rabu (17/6).
Dari tiga Bandros yang berada di Alun-alun, hingga jelang sore kemarin, penumpang terhitung tak lebih dari 50 orang. Jika dibandingkan dengan operasional sebelum pandemi, jumlah tersebut terbilang turun hampir 50 hingga 70 persen.
“Dalam tiga hari ke belakang, wisatawan masih dari wilayah Bandung Raya, belum ada yang dari luar kota,” imbuhnya.
Tosin menjelaskan, di masa PSBB Proporsional, terdapat lima Bandros yang beroperasi di Kota Bandung. Tiga Bandros berangkat dari Alun-alun, dua lainnya dari Museum Geologi. Sementara lima unit lainnya, kata Yosin, masih dalam tahap persiapan.
Untuk rute, tak berbeda dengan sebelumnya. Yakni berangkat dari Alun-alun, Braga, Balai Kota, Wastukencana, Gedung Sate, Geologi, Pusdai, Kosambi, Asia-Afrika dan kembali ke Alun-alun. Untuk harga tiket pun tak ada perubahan, yakni Rp20 ribu per orang.
“Paling yang berbeda kini adalah penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19,” kata Tosin.
Setiap penumpang, lanjut Tosin, akan dicek suhu tubuh terlebih dahulu. Jika ada yang lebih dari 37 derajat, tak diperkenankan ikut tour.
Selain itu, terdapat pula petugas yang menyemprotkan hand sanitizer kepada setiap penumpang. Aturan berikutnya, satu bangku Bandros kini hanya boleh diduduki oleh satu orang.
“Kapasitas dikurangi 50 persen. Setiap Bandros kini hanya bisa diisi maksimal 13 orang. Termasuk dengan Sopir dan Tour Guide. Jadi, penumpang hanya 11 orang. Dari sebelumnya yang total berjumlah 22 orang. Ini adalah bagian dari physical distancing,” kata Tosin.
“Kami juga mewajibkan para penumpang untuk mengenakan masker. Jangan lupa itu,” imbuhnya.
Sementara itu, seorang penumpang asal Cibiru, Dani (20), hari itu datang bersama seorang temannya. Mereka mengaku baru pertama kali naik Bandros.
Di dalam Bandros, mereka berdua tampak berjarak dan masing-masing mengenakan masker.
“Kebetulan saja lain main ke Bandung, jadi sekalian coba naik Bandros. Tadi sebelum masuk kami diperiksa suhu tubuh dan wajib memakai masker dan hansinitizer,” kata Dani, mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Bandung.
Kanit Linmas Pol PP Kota Bandung, Cecep WD yang tengah berjaga dilokasi mengatakan, pihaknya turut melakukan pemantauan di area Alun-alun termasuk shelter Bandros.
Menurutnya, pelanggaran disiplin yang masih kerap ditemui adalah tidak mengenakan masker.
“Masyarakat di sekitar Alun-alun masih ada yang tidak mengenakan masker. Untuk itu kami sediakan masker, namun terbatas. Karenanya, sebagian masyarakat kami tegur agar membeli masker atau lebih tegas, kami suruh pulang. Ini demi kebaikan bersama,” ujarnya.
Teguran atau peringatan tersebut, kata Cecep, tak terkecuali diberikan kepada para penumpang Bandros yang tak disiplin.
Selain itu, lanjut Cecep, imbauan lain yang terus disampaikan kepasa masyarakat yang tengah berada di sekitar alun-alun adalah perihal physical distancing.
“Kami terus keliling (alun-alun) mengingatkan dan menegur bila terjadi kerumunan. Kami tak akan bosan melakukan itu,” katanya.
Pantau, di sekitar area shelter Bandros, terdapat sekitar dua regu Satpol PP yang berjaga. Sesekali, regu Mojang Pol PP berkeliling menyampaikan imbauan protokol kesehatan menggunakan pengeras suara.
(muh)