Ibu Dipolisikan Anak Kandung Gara-gara Motor: Ini Namanya Anak Durhaka
RADARBANDUNG.id- Kalsum (61) tak pernah menyangka di usia tuanya justru dipolisikan oleh anak kandungnya sendiri, Mahsun.
Baca Juga: Polisi Lari Tunggang Langgang Dikejar Pasien Corona
Mahsun adalah anak tunggal Kalsum. Ia melaporkan Kalsum ke polisi gara-gara ibu yang melahirkannya itu membawa sepeda motor dari rumahnya.
Kalsum meninggalkan rumah karena kerap berselisih paham dengan istri ketiga Mahsun.
Baca Juga: Mobil Mewah Via Vallen Hangus Dibakar, Pelakunya Sempat Bertindak Tidak Sopan
Warga Desa Ranggagata, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini memilih tinggal di rumah saudaranya.
Kalsum kecewa berat saat mengetahui anak kesayangannya justru melaporkan dirinya ke polisi hanya gara-gara sepeda motor.
“Ini namanya anak durhaka. Lihat saja balasan dari Allah SWT, tunggu saja,” tegasnya didampingi adiknya Amaq Ramli dan Kepala Dusun (Kadus) Buntage Asrul Asmanulhakim.
Baca Juga: Ngeri..!! Avanza Tabrak 5 Motor, Ibu-ibu Terpental ke Atap Rumah
Dia menceritakan, sejak dalam kandungan hingga tumbuh dewasa, anak kesayangannya itu luar biasa diperhatikan. Mau apa saja dituruti. Apalagi, dia anak satu-satunya. Begitu punya istri yang ketiga, sikapnya berubah. Berani melawan orang tua.
“Awalnya saya hanya bisa bersabar dan berdoa. Tapi, lama-lama saya tidak tahan, saya pilih tinggal di rumah saudara saya sendiri,” cerita Kalsum.

Mahsun
Mahsun Laporkan Ibu Kandung ke Polda NTB
Kasatreskrim Polres Loteng AKP Priyo Suhartono mengatakan, persoalan seperti ini seharusnya ditangani secara kekeluargaan. Terlebih orang yang hendak dipidanakan adalah ibu kandung sendiri.
Alasan itulah yang membuat Polres Loteng menolak laporan Mahsun. Namun Mahsun tak menyerah. Ia berencana melaporkan ibu kandungnya ke Polda NTB.
Dia tidak terima, motor jenis Honda BeAT dengan nomor polisi DR 6791 CD, itu dibawa pergi oleh ibunya.
Menurut Mahsun, seharusnya, motor itu diberikan dirinya. Bukan digunakan oleh saudara-saudara kandung dari ibunya. Apalagi, motor yang dimaksud sepertinya jarang dirawat.
Warisan Suami Kalsum
Motor dibeli sejak akhir 2018 lalu itu setelah tanah warisan dari almarhum suami Kalsum dijual. Luas tanah itu mencapai 40 are. Dijual Rp 6 juta per are atau setara dengan Rp 240 juta.
Dari hasil penjualan itu, Rp 15 juta diberikan kepada Kalsum. Uang tersebut digunakan oleh Kalsum untuk kemudian membeli sepeda motor. Saat membeli sepeda motor, Kalsum ditemani Mahsun, anak tunggalnya. “Bersama saya beli motor itu Rp 11 juta,” cerita Mahsun.
Sisa uangnya ditabung di bank, membeli pekarangan rumah, sawah, kebun dan membangun rumah untuk ibunya. Lokasinya, berdekatan dengan rumahnya sendiri.
Awalnya, keluarga mereka cukup harmonis. Namun, karena sering terjadi ketegangan antara ibunya dan istri, akhirnya sang ibu memilih mengalah.