News

Pedagang Seragam Sekolah di Bandung Menjerit..! Corona Bikin Omzet Terjun Bebas

Radar Bandung - 01/07/2020, 19:10 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Seorang penjual seragam, Robi tengah menunggu toko seragamnya di Pasar Kosambi. Foto: LINA-Mg2/RADAR BANDUNG

Pedagang Seragam Sekolah di Bandung Menjerit..! Corona Bikin Omzet Terjun Bebas

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Momen tahun ajaran baru, biasanya menjadi musim panen bagi para penjual seragam sekolah. Tapi karena pandemi Covid-19, tingkat penjualan seragam terjun bebas.

Hal itu misal diakui seorang penjual seragam di Pasar Kosambi, Maman (45).

Ia mengaku, penjualan seragam sekolah turun bahkan lebih dari 90 persen. Di masa penerimaan siswa tahun lalu, Maman bisa sampai meraup omzet dikisaran Rp10-15 juta dalam sehari.

“Sekarang saat pandemi, Rp500 ribu saja sudah untung banget,” katanya kepada Radar Bandung, Rabu (1/7/2020).

“Penurunannya 99 persen. Kalau dulu kan bulan ajaran baru lagi rame-ramenya, lagi super sibuk, kalau sekarang lihat aja belum ada belanja,” imbuh Maman.

Maman mengatakan, penjualan seragam sekolah kini terjun bebas. Juni sampai Juli tahun lalu, memang musim seragam.

Di tokonya, Maman menjual seragam SD hingga SMA dengan ukuran yang beragam. Maman tak memiliki antisipasi bisnis dalam situasi pandemi. Ia tak tertarik menjual dagangannya di pasar online.

Untuk harga, Maman memilih menjual seragam dengan harga relatif sama dengan tahun sebelumnya. Seragam di tokonya dibanderol Rp80 ribu hingga Rp100 ribu.

Maman berharap, kondisi segera normal dan sekolah kembali memulai kegiatan.

Penjual seragam lainnya di Pasar Kosambi, Robi (41) mengakui jika penjualan seragam sekolah di tokonya menurun drastis hingga 90 persen.

“Bahkan untuk biaya operasional tidak cukup. Per hari, pada tahun ajaran baru tahun lalu biasanya sampai 100 potong seragam yang terjual, sekarang 2 potong saja sudah mewah dalam sehari,” kata Robi.

Baca Juga: Kota Sukabumi Naik Kelas Jadi Zona Hijau Covid-19, Sekolah Diizinkan Buka

Berbeda dengan Maman, Robi menjajal penjualan online. Namun karena penjualan lesu, Robi tak berani menambah stok. Ia mengandalkan sisa stok yang kini masih banyak tersedia.

“Kami hanya berharap agar sekolah secepatnya dibuka kembali. Mudah-mudahan sekolah buka Agustus atau September. Jangan Januari 2021,” katanya.

Bergeser ke Pasar Baru, tampak kelesuan yang sama dari para penjual seragam, khususnya atribut sekolah.

Baca Juga: Ridwan Kamil Ungkap Sekolah di Jabar Baru Akan Kembali Dibuka Januari 2021

Seorang pedagang, Ichsan (40) mengakui penjualan atribut kini lesu. Tokonya banyak bekerjasama dengan sekolah-sekolah, Ichsan memiliki langganan sekolah hingga luar pulau.

“Mereka sudah pesan, tapi sekarang jadi tertunda. Sekolah belum berani menarik barang dari toko, karena belum pasti mulai berkegiatan kapan,” katanya.

“Ada lebih dari 15 sekolah yang langganan atribut. Tak hanya di Bandung, tapi di luar pulan juga ada, seperti Sulawesi, Sumatera, Jambi. Per sekolah, mereka itu biasanya memesan 100 hingga 400 atribut, seperti topi, dasi. Semuanya sekarang pending,” jelas Ichsan.

(mg2/muh)