Semua Sekolah di Bandung Diimbau Pinjamkan Laptop atau Tablet untuk Siswa
RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung menyebut, 90 persen siswa di Kota Bandung sudah bisa melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama 3-4 bulan di tahun ajaran 2019-2020. Hal itu dijadikan bekal perbaikan PJJ tahun ajaran 2020-2021.
Kepala Seksi Kurikulum SMP Disdik Kota Bandung, Bambang Ariyanto mengakui, ada sejumlah kendala pada PJJ tingkat Taman Kanak-kanak (TK), SD, dan SMP pada awal pandemi Covid-19. Namun setelah proses adaptasi, ia mengklaim, PJJ bisa berjalan dengan baik.
“Kekagetan di seluruh dunia (pandemi covid-19), kita tidak mempersiapkan (PJJ). Tapi itu hanya berlangsung satu bulan, setelahnya kita bisa beradaptasi,” ujarnya di Balai Kota Bandung, kemarin.
Kendala kedua, ada sekitar 9,25 persen siswa yang terkendala alat-alat yang menunjang pembelajaran. “Misal di satu rumah yang punya HP ayahnya, ketika ayahnya harus bekerja, maka siswa tidak bisa belajar. Bahkan ada yang sama sekali tidak punya sarana penunjangnya,” katanya.
Baca Juga: Ridwan Kamil: Laporkan Jika Ada Kegiatan Pendidikan yang Memaksa Tatap Muka!
Terkait kendala itu, Bambang mengaku sudah punya solusi. Seluruh sekolah diimbau untuk meminjamkan tablet atau laptop sebagai menunjang PJJ untuk siswanya.
“Sekolah memiliki alat seperti tablet atau laptop, bahkan di SMP negeri jumlahnya bisa ratusan. Misal anak-anak yang tidak mampu ada 50 siswa, tinggal didistribusikan atau dipinjamkan,” ungkapnya.
Baca Juga: Tahun Ajaran Baru Dimulai, Disdik Kota Bandung Siapkan MPLS Daring
“Kalau untuk kesulitan dalam biaya untuk membeli kuota, sekolah juga diimbau untuk menganggarkan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk membantu anak-anak tersebut,” lanjutnya.
Menurutnya, jika satu sekolah, misal SMP Negeri memiliki 100-200 laptop dengan rata-rata Rawan Melanjutkan Pendidikan (RMP) di angka 5-8 persen, maka laptop tersebut bisa dipinjamkan.
Baca Juga: Belajar Daring, Dana BOS Kota Bandung Boleh Dipakai Beli Kuota Internet Siswa
“Prosedurnya, sekolah membuat berita acara peminjaman. Misalkan anak yang terdata ada 10 orang, lalu diantarkan laptopnya ke rumah oleh guru. Nantinya orang tua menandatangani Berita Acara Peminjaman,” ucap Bambang.
Bambang mengungkapkan, kendala lainnya terkait kompetensi teknologi dari sebagian guru-guru di sekolah sebanyak 8,35 persen dalam metode PJJ ini. Namun hal tersebut sudah diantisipasi dengan menggelar pelatihan.
“Selama PJJ jilid 1 berlangsung kemarin sekitar 3-4 bulan kita melatih para guru. Insyaallah guru-guru di Kota Bandung semakin siap untuk PJJ jilid 2 sekarang,” tutupnya.
(*/ysf)