DUA tahun sebelum Indonesia merdeka, Inggit Garnasih memilih berpisah dari Soekarno.
Suami yang dicintainya sepenuh hati, yang dia dampingi dalam masa-masa sulit perjuangan dan pembuangan.
Kuantar ke Gerbang: Kisah Cinta Ibu Inggit dengan Bung Karno yang ditulis Ramadhan K.H. menceritakan bagaimana kasih Inggit tak padam bahkan setelah mereka berpisah setelah menikah pada 1923.
“Namun, pada suatu saat, setelah aku mengantarkannya sampai di gerbang apa yang jadi cita-citanya, berpisahlah kami, karena aku berpegang pada sesuatu yang berbenturan dengan keinginannya. Ia pun melanjutkan perjuangannya seperti yang tetap aku doakan. Aku tidak pernah berhenti mendoakannya,” kata Inggit tentang Soekarno dalam Kuantar ke Gerbang.
Kisah cinta yang agung itu abadi di antara sekian banyak romansa si Bung Besar.
Jadi, tak terlalu mengherankan kalau dokumen berharga terkait relasi keduanya, yakni surat nikah dan cerai, dihargai sampai Rp 25 miliar. Dan, banyak sekali yang berminat!
Kepada Jawa Pos, Yulius Iskandar, founder Popstoreindo, mengaku, kemarin (24/9), barangkali, adalah hari tersibuk sepanjang hidupnya.
“Ratusan telepon dan pesan singkat masuk ponsel saya,” katanya.
Akun Instagram Popstoreindo yang kali pertama mengunggah dua dokumen bersejarah tadi.
”Saya juga kaget, belum ada 24 jam sudah viral. Padahal, niatnya jualan biasa aja,” papar Yulius.
Dua barang berharga tersebut bukan milik Yulius. Tapi, kepunyaan cucu almarhumah Inggit, Tito.
Keduanya disambungkan oleh salah satu kenalan Yulius yang sebelumnya pernah bertemu Tito.
Karena Popstoreindo memang terbiasa berfungsi sebagai akun titip jual, Yulius pun menyambut niatan Tito untuk menjual barang warisannya itu.
”Saya memang biasa jual beli barang antik. Jadi suka banyak yang titip jual,” paparnya.
Setelah mengatakan ketertarikannya, sebagai perantara jual, dia pun mencoba memastikan keaslian arsip tersebut.
Ternyata, setelah dilakukan pengecekan, arsip tersebut diketahui pernah dipamerkan baru-baru ini.
Juga ada literasi-literasi pendukung yang disimpan rapi oleh Tito sebagai cucu Inggit. “Asli memang,” katanya.
Baca Juga: Soekarno, Seni dan Pandemi
Untuk harga jual, diakuinya, memang cukup tinggi. Tito mematok harga Rp 25 miliar untuk dua barang bersejarah tersebut.