Cimahi Harus Kembali ke Tujuan dan Master Plan Awal Pendirian Sebuah Kota Smart City
Oleh: Iwan Setiawan, Koordinator Rumah Aspirasi Agung Budi Santoso
Saya hanya masyarakat yang sangat mencintai Kota Cimahi, kota leutik anu campeureunik.
Melihat dari sisi pembangunan dan pemerintahan Kota Cimahi, kepemimpinan para wali kota Cimahi tentunya punya visi dan misi tersendiri dalam memimpin Kota Cimahi.
Terlepas dari itu, kami sebagai warga Cimahi sangat merindukan pemimpin yang good ide inisiatoris dan inovatif untuk membangun kota kecil nan indah, lengkap sarana dan menjadi tujuan bukan perlintasan ataupun persinggahan.
Tentunya harus ada daya tarik tersendiri yang menjadi magnet untuk menyedot pengunjung supaya bisa mendatangi Cimahi.
Tentunya semua masyarakat tahu bila daerah sudah menjadi sebuah kota, maka sudah menjadi tujuan.
Selain meningkatkan PAD, efek positif lainnya menghidupkan kreatifitas, baik kalangan UMKM seperti kuliner kerajinan dan lainnya.
Termasuk ciri khas Cimahi sebagai gudang musisi rock Indonesia akan terpanggil untuk menampilkan hasil-hasil karya musiknya.
Apalagi jika pemerintahannya memfasilitasi.
“Bukan mimpi” untuk Cimahi, pasti bisa! Asal ada pemimpin Cimahi yang revolusioner inovatif.
Sekarang saja Cimahi utara sudah identik dengan daerah kafe-kafe kuliner.
Tinggal adanya kebijakan pemerintah yang menunjang, seperti melalui Perda- perda yang mendukung pertumbuhan usaha-usaha itu.
Menyikapi kepemimpinan Kota Cimahi, sebagai masyarakat saya tidak mau suuzdon kepada pemimpinnya.
Tentunya setiap pemimpin menginginkan masyarakatnya maju berkembang secara finansial dan kelayakan hidup terpenuhi kebutuhan primer dan sekundernya.
Dan pemimpin Cimahi sebaiknya memprioritaskan platform kota yang gagasan pemimpin sebelumnya, yang menurut hemat saya sangat bagus tata kota dan lainnya.
Karena hasil dari studi yang tidak sembarangan melibatkan para akademisi. Baik itu dari dalam negeri, bahkan ada yang dari luar negeri juga.
Pemimpin Cimahi jangan sampai kehilangan arah pembangun kota.
Apalagi dengan adanya krisis ekonomi karena wabah Covid-19, jangan sampai menjadi alasan semu.
Tetap Cimahi harus punya alternatif-alternatif lain yang logis.
Cimahi selatan sebagai daerah industri sudah lama banyak pabrik-pabrik mati, tidak produksi. Bahkan pemiliknya sudah meninggalkannya dan hanya menjadi jaminan bank-bank kredit.
Pabrik sebenarnya bisa diolah oleh campur tangan pemerintah kota untuk diarahkan dan dicarikan investor untuk diubah.
Jangan dijadikan kembali daerah industri, tapi jadikan Cimahi selatan menjadi kawasan wisata modern.
Permukiman vertikal atau hal lain yang tentunya harus ramah lingkungan dan bakal menjadikan PAD Cimahi bertambah beberapa kali lipat kalau wilayah itu bisa produktif kembali dengan nuansa yang lebih indah untuk sebuah kota.
Insya Alloh Cimahi akan menjadi daerah tujuan.
Bukan lagi daerah perlintasan atau persinggahan.
Banyak tokoh-tokoh yang layak memimpin Cimahi, seperti kriteria pemimpin di atas.
Selain Wali Kota sekarang Ir Ajay M Priatna ada tokoh yang penulis kagumi seperti H. Ali Hasan SIP, atau yang populer mang Ali.
Beliau politisi senior Cimahi yang tentunya banyak sekali menyumbang ide program dan anggaran salah satu legislator senior provinsi Jabar yang banyak kontribusi untuk Cimahi.
Atau H Eman, salah satu tokoh pengusaha yang sangat sukses di Cimahi.
Saya tidak mengecilkan tokoh-tokoh Cimahi lainnya yang punya minat menjadi pemimpin di Cimahi, tapi melihat dari perspektif tokoh yang sudah mumpuni dan tentunya tidak mementingkan kepentingan pribadi karena secara finansial sudah sangat super lebih dari cukup.
Jadi persentasi untuk ke hal demikian saya rasa sangat kecil.
Terlepas dari itu juga untuk yang sedang memangku jabatan saat ini Wali Kota Ir Ajay M Priatna semoga bisa meneruskan masterplan kota yang sudah digagas pendahulunya.
Supaya Cimahi punya bentuk dan arah tujuan serta menjadi kita yang berkarakter dan punya ciri khas tersendiri.
Terlepas dari Cimahi sebagai kota militer. Ini hanya satu pemikiran saja dari seorang warga kota yang mencintai kotanya.
(*)
