RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Ketidakpastian kapan pandemi Covid-19 berakhir, membuat penyelenggaraan olahraga agenda resmi baik tingkat daerah, nasional bahkan internasional secara offline/tatap muka terdampak imbasnya.
Untuk itu, Pengprov Percasi Jawa Barat melalui rapat pleno secara virtual memutuskan bahwa Kejurda catur Tahun 2020 secara daring atau online.
Ketua Umum Pengprov Percasi Jawa Barat Deni Nurdiana Hadimin dalam rapat pleno mengatakan pembinaan harus terus berjalan berkesinambungan pada tingkat Jawa Barat, walau dalam keadaan pandemi Covid -19.
“Kita harus dapat menyesuaikan kondisi, kita harus bisa beradaptasi dengan inovatif dan terus tetap produktif, maka Kejurda catur tahun 2020 tetap dilaksanakan dengan sistem daring/online,” ungkap Deni.
Kejurda online akan berlangsung November 2020 dan Kota Bogor sebagai tuan rumah dengan mempertandingkan semua nomor baik senior maupun junior. “Kejurda catur online tahun 2020 dalam rapat sepakat sebagai tuan rumah Kota Bogor,” ungkapnya.
“Dan Percasi Kota Bogor menyatakan kesiapannya dengan menyelenggarakan Kejurda catur online ini akan mempertandingkan semua kelas dari senior dan junior kelompok umur 7, 9,11,13, 15, 17 dan 19 baik putra maupun putri,” katanya.
Deni mengutarakan, Kejurda catur online tetap seperti Kejurda offline semua peserta akan mendapatkan sertifikat, setiap juara akan mendapatkan uang pembinaan dan medali serta akumulatif medali akan dihitung untuk menentukan juara umum.
“Saya sampaikan apresiasi kepada Percasi Kota Bogor yang siap menjadi tuan rumah Kejuaraan Catur online 2020 bisa di klaim bahwa kejuaraan catur tingkat Provinsi Jawa Barat 2020 secara online ini adalah yang pertama di Indonesia,” tuturnya.
Sekum Percasi Jawa Barat, Dicky Irvan Firmansyah menyampaikan, latar belakang Kejurda catur secara online ini tentu adalah arahan dari Ketua Umum.
Baca Juga: Percasi Jabar Siap Pertahankan Gelar Juara Umum PON
“Ini merupakan agar pembinaan jangan terputus tetapi tetap keselamatan atlet saat pandemi adalah yang utama, apalagi Kejurda catur itu 75 persennya junior, dan kalau secara offline walaupun menggunakan protokol kesehatan akan tetap riskan karena bermain dalam ruangan dengan durasi cukup lama,” jelasnya.
“Dengan online tentunya bisa berprestasi masa pandemi dengan aman, mengikuti program pemerintah memutus penyebaran covid-19 namun tetap produktif,” pungkasnya.
(sol)