RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Ketua KPU Kab. Bandung, Agus menanggapi adanya kubu pasangan calon (paslon) yang saling klaim kemenangan pascapencoblosan Pilbup Bandung 2020, Rabu (9/12/2020).
Agus menegaskan, itu bukan hasil resmi, sehingga tidak bisa menjadi pedoman.
Sebelumnya, paslon nomor urut 3, Dadang Supriatna (DS)-Sahrul Gunawan mengklaim unggul raihan suara setelah munculnya hasil data quick count LSI Denny JA.
Tak itu saja, tapi tim DS-Sahrul juga mengaku memiliki hasil real count DPD PKS Kab. Bandung yang sejauh ini memenangkan DS –Sahrul dengan sudah meraup kemenangan 56,5 persen suara. (Baca: Unggul di Quick Count, Tim Pemenangan DS-Sahrul Minta Pendukung Sujud Syukur, tapi Jangan Euforia)
Pada bagian lain, paslon Kurnia Agustina-Usman Sayogi menyebut hasil tabulasi internal dengan formulir C1 dari saksi, paslon nomor urut 1 mengungguli pasangan lainnya, DS-Sahrul dan Yena-Atep.
Hasil real count mendapatkan data dengan kemenangan pada posisi 53 persen. (Baca: Tim Pemenangan: Nia-Usman Unggul 53 Persen)
Agus menegaskan, yang akan menjadi acuan adalah SK KPU Kab. Bandung dari rapat pleno terbuka pada 15 Desember 2020.
“Penghitungan cepat itu buka dari Sirekap, ada link yang muncul dengan sendirinya,” kata Agus via telepon, Rabu (9/12).
Untuk data perhitungan suara, Agus katakan, aksesnya satu per satu. KPU juga tidak memiliki salinan C1 hasil, tidak seperti dulu yang ada salinannya.
“Sekarang tidak ada. Jadi itu hanya di TPS, tiga saksi dan pengawas TPS,” ucapnya.
Baca Juga: Kata Dadang Supriatna Usai Unggul Quick Count Pilbup Bandung
Agus mengungkapkan bahwa dalam gelaran Pilkada harus ada yang menang dan kalah. Ia berharap pasangan calon yang kalah bisa legowo dan berbesar hati nantinya.
“Hasil apapun itu sesuatu yang dikeluarkan dari proses yang berintegritas, sesuai regulasi. Sehingga tidak ada alasan pilkada ini memecahbelah kita atau kemudian berkepanjangan, saya berharap setelah pilkada ini kita rekatkan hubungan persatuan dan kesatuan,” ucap Agus.
