RADARBANDUNG.id – Petani merupakan pelaku utama dalam mewujudkan ketahanan pangan. Melalui petani, kebutuhan pangan rumah tangga hingga bahan baku industri dapat terpenuhi dengan baik. Namun, petani juga dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang rumit.
Tak jarang permasalahan ini justru menyebabkan kerugian yang besar bagi mereka. Permasalahan yang dihadapi petani adalah sayur mudah membusuk akibat tertundanya waktu jual dan kebutuhan jaminan sayuran lebih higienis.
Maka dari itu, tim dari Universitas Trisakti yang dikomandoi Wegig Murwonugroho mengusulkan kegiatan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna pembuatan piranti “urup-urip” penyinaran UV bertenaga surya sebagai upaya sterilisasi bakteri pada hasil panen tanaman sayur.
Fasilitas penyinaran UV – yang berfungsi sebagai pembunuh berbagai jenis bakteri, spora dan virus idealnya terletak dekat dengan lokasi panen sayur/buah. “Fisik sayur/buah sedapat mungkin tidak sering dipindahkan untuk menghindari kerusakan sayur,” papar Astri Rinanti pakar mikro-bioteknologi
“Akan tetapi pada lokasi ini belum tersedia sumber listrik, jarak sumber listrik PLN ke lokasi lahan cukup jauh. Sebagai solusi menjawab permasalahan ini adalah tersedianya peralatan penyinaran UV bertenaga surya,” kata Setia Gunawan pakar sinar UV dan solar cell.
Selain itu, peralatan pun rentan hilang. Maka dari itu dibutuhkan juga portable bag pengangkut instrumen penting. Dengan demikian secara mobile instrumen alat dapat berpindah dari almari penyinar satu ke tempat lainnya.
“Selain itu peralatan dilengkapi dengan mesin kemasan plastik ber-merk sehingga sayur lebih memiliki nilai jual, siap edar, dan terlindungi,” ucap Wegig Murwonugroho, pakar desain Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti yang juga sebagai ketua Penerima Hibah Teknologi Tepat Guna.
Tujuan dari penerapan teknologi tepat guna ini adalah peningkatan kualitas hasil panen melalui teknologi penyinaran UV bertenaga surya. Sehingga sayur terbebas dari bakteri dan risiko terpapar virus Covid-19.
“Saya yakin target program ini dapat meningkatan hasil penjualan sayur sehingga pendapatan petani tetap sama atau melebihi dari kondisi sebelum pandemi,” tegas Suhendar sebagai ketua kelompok tani Mujagi, Kp. Pasir Cina, Cianjur. “Pemasaran dikhususkan pada minimarket terdekat dengan pertimbangan keterbatasan mobilitas,” lanjutnya.
Kampung Pasir Cina, Cianjur merupakan kawasan agroindustri yang terdampak pandemi Covid-19. Sepinya pasar dan larangan acara publik berakibat hasil panen banyak membusuk tak terjual. Teknologi Tepat Guna ini diharap mampu menjawab permasalahan yang dihadapi petani akibat pandemi. Piranti Penyinaran Urup-Urip yang didesain dengan UV bertenaga surya adalah solusi sterilisasi bakteri pada hasil panen tanaman sayur.
Penyinaran UV dilakukan untuk mematikan mikroorganisme penyebab kerusakan sayur dan buah. Lampu UV ditempatkan dalam kotak kaca untuk melindungi dari air dan sentuhan tangan. Jenis lampu sinar UV dipilih memiliki sensor gerak yang memastikan keamanan pengguna. Sumber listrik tenaga surya yang merupakan bagian dari piranti berfungsi menerima cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik. 3 buah solar cell ini masing-masing mampu menghasilkan daya 50 wattbit dengan standar keamanan IP67.
Tahapan instalasi piranti diawali dengan peletakan panel solar cell menghadap sumber cahaya. Untuk menjaga sayuran dan buah tetap steril, sarung tangan wajib dikenakan pada proses pengambilan hasil panen dari dalam lemari. FGD diadakan untuk memastikan para petani dapat memahami instruksi instalasi dengan baik, benar, dan aman bagi pengguna. Sayuran dan buah kini dapat langsung dikemas dan dijual. Selain higienis, desain kemasan yang menarik menaikkan nilai jual hasil panen.
Kegiatan Program Penerapan Teknologi Tepat Guna ini diselenggarakan oleh RISTEK BRIN dan LPDP. (pra)