News

Teka-teki Kondisi Pesawat Sriwijaya Air SJ182 saat Jatuh Perlahan Terungkap

Radar Bandung - 15/01/2021, 16:10 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Sejumlah kapal berpatroli melakukan pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang. (Dery Ridwansah/ JawaPos.com)

RADARBANDUNG.id – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah  mengunduh data dari black box flight data recorder (FDR) milik pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Sebagaimana diketahui, Black box FDR milik pesawat Sriwijaya Air SJ 182 berhasil diangkat dari dasar laut perairan Kepulauan Seribu pada Selasa (12/1) lalu.

“Ada 330 parameter dan semua dalam kondisi baik. Saat ini sedang kita pelajari,” ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam keterangan tertulis, Jumat (15/1).

Soerjanto mengatakan berdasarkan data ADS-B dan wreckage engine, kedua mesin pesawat masih beroperasi atau hidup sampai pesawat membentur air.

Sejauh ini, KNKT masih menunggu tim SAR menemukan cockpit voice recorder (VCR) milik Sriwijaya Air SJ-182.

“CVR merupakan salah satu bagian penting kotak hitam lainnya, yang digunakan untuk proses investasi lebih lanjut,” ujar Soerjanto.

Sebelumnya, KNKT mengakui mulai memproses pengunduhan data pada black box FDR milik pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang berhasil diangkat dari dasar laut perairan Kepulauan Seribu pada Selasa (12/1).

Proses pengunduhan data pada FDR memakan waktu kurang lebih dua jam.

“Proses pengunduhan data memakan waktu 2 jam apabila berjalan lancar tanpa kendala,” ucap Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo dalam keterangannya, Rabu (13/1).

Nurcahyo menjelaskan, setelah KNKT resmi menerima black box FDR dari TNI AL pada Selasa (12/1) kemarin, pihaknya langsung membersihkannya sebelum dimulai proses pengunduhan. Menurutnya, black box FDR tersebut tahan banting dan tahan suhu hingga 1.000 derajat celcius.

“Kemudian proses diawali dengan mengambil atau mengeluarkan memori unit tersebut dan kemudian dibersihkan dari kotoran, utamanya dari garam,” ucapnya Nurcahyo.

“Karena unit ini pernah terendam di laut, dibersihkan menggunakan air suling dan kemudian dilanjutkan menggunakan alkohol,” jelasnya.

Setelah proses pembersihan selesai, tim KNKT melakukan pengeringan terhadap black box FDR dengan oven khusus selama kurang lebih delapan jam. Setelah itu melakukan proses pengunduhan data.

Baca Juga: ‘Jatuh dan Meledak di Air’, Kesaksian Nelayan soal Pesawat Sriwijaya Air yang Hilang Kontak

“Selanjutnya setelah kering akan dilanjutkan dengan pengunduhan data yaitu menghubungkan dengan FDR yg masih bagus untuk diunduh datanya. Ini sama dengan kita mengunduh data dari suatu memory card atau dari suatu CD atau menggunakan player yang masih bagus,” pungkas Nurcahyo.

Pesawat Sriwijaya SJ-182 rute Jakarta-Pontianak dilaporkan hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB.

Pasawat yang bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta tersebut mengangkut penumpang sebanyak 62 penumpang, terdiri dari 6 awak aktif, 40 dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi dan 6 awak sebagai penumpang.

(jpc)