News

BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan di Bandung Raya Terjadi Januari-Februari

Radar Bandung - 21/01/2021, 10:53 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan di Bandung Raya Terjadi Januari-Februari
Ilustrasi: Seorang ibu dan anaknya melintas ditengah guyuran hujan. Foto : (IST)

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, Yan Firdaus memprediksi puncak musim hujan akan terjadi Januari-Februari ini.

Pihak BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap risiko bencana.

“Puncak musim hujan untuk wilayah Bandung Raya prediksi Januari dasarian 3 sampai Februari dasarian 1,” ungkapnya kepada Radar Bandung.

Yan menegaskan, potensi itu selalu ada. Secara empiris, ungkap Yan, banjir Bandung Raya terjadi ketika curah hujan berada pada kisaran 30mm/jam.

“Kalau potensi bencana selalu ada, karena multidimensi sifatnya. Kalau kita runut secara empiris, mungkin di era (tahun) 80-an, hujan 30 mm/ jam di Bandung tidak akan menimbulkan genangan, tapi di era 2010 ke atas, sudah menimbulkan genangan dan banjir,” terangnya.

Sementara dalam skala nasional, sebagaimana Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati sampaikan, masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi multi risiko baik dari aspek cuaca, iklim, gempa atau tsunami hingga Maret 2021.

“Sampai Maret masih ada potensi multirisiko, tapi untuk hidrometeorologi puncaknya Januari-Februari. Tapi seiring dengan itu, potensi kegempaan juga meningkat, mohon kewaspadaan masyarakat,” katanya.

Berdasarkan data BMKG pada Dasarian III Januari 2021 terdapat daerah dengan potensi banjir menengah yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur.

Selian itu, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi tenggara, Maluku dan Papua.

BMKG memprakirakan pada periode 16-21 Januari 2021 potensi hujan lebat dengan intensitas sedang-lebat terdapat pada wilayah, Aceh, Sumatera Utara, Jami, Sumatera Selatan, Banten.

Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Utara.

Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Malukua, Papua Barat dan Papua.

“Jadi, untuk saat ini dalam periode puncak musim hujan ini, masyarakat agar tetap mewaspadai potensi multi-bencana hydrometeorologi, gempabumi dan tsunami,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar Dani Ramdan menyatakan, pihaknya sudah menyusun kajian risiko bencana dan peta rawan bencana.

Dari 27 kabupaten kota, 16 daerah masuk kategori risiko bencana tinggi dan 11 sisanya berisiko bencana sedang.

Semua jenis kebencanaan, mulai dari banjir, longsor, gempa bumi, sampai tsunami, berpotensi terjadi.

Adapun, empat besar daerah paling berisiko Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Sukabumi.

“Hanya gempa yang tidak bisa diprediksi kapan dan dimana terjadi. Tapi kalau banjir, kita lihat dari kondisi alam termasuk banjir rob karena air laut yang naik. Sedangkan, tsunami dan gempa tidak bisa diprediksi,” ujar Dani, Selasa (19/1).

Menurutnya, sudah menyusun kajian risiko bencana dan peta rawan bencana sampai tingkat desa.

Hal itu agar masyarakat memahami kondisi kebencanaan pada lingkungannya. Pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk tetap waspada amat krusial.

“Hanya gempa yang tidak bisa diprediksi kapan dan di mana terjadi. Tapi kalau banjir, kita lihat dari kondisi alam termasuk banjir rob karena air laut yang naik. Sedangkan, tsunami dan gempa tidak bisa diprediksi,” tutur Dani.

Setelah penyusunan peta rawan bencana, kata Dani, langkah selanjutnya menyusun rencana penanggulangan bencana (RPB) tingkat kabupaten kota dan provinsi.

Dari RPB itu, rencana kontingensi jenis kebencanaan untuk setiap kabupaten kota dapat disusun.

Baca Juga: Longsor di Jayagiri Lembang, Dedi Ditemukan Meninggal dalam Posisi Sujud

“Dari rencana dan peta rawan bencana itu, pemerintah desa bisa menyusun, misalnya jalur evakuasi manakala akan berpotensi bencana, tempat evakuasi atau pengungsian. Kalau itu sudah menambah kesiapan personel dan peralatan bencana, maka bencana itu bisa kita hadapi,” ucapnya.

“Ada yang bisa kita cegah, ada yang tidak bisa, seperti gempa. Tapi, kalau kita punya kesiapsiagaan, paling tidak bisa meminimalisasi dampak atau risiko,” imbuhnya.

Kewaspadaan dan kesadaran masyarakat akan potensi bencana menjadi mutlak. Selain untuk mencegah terjadi bencana, dua hal tersebut dapat meminimalisasi potensi korban meninggal dunia dan kerugian harta benda.

Baca Juga: Detik-Detik Dahsyatnya Banjir Bandang Hantam Puncak Bogor

Dani mengatakan, jika masyarakat sadar akan potensi bencana pada lingkungan sekitarnya, maka mereka dapat melakukan mitigasi bencana.

Contohnya dengan rutin memeriksa dan membersihkan saluran-saluran air di sekitarnya, supaya tidak tersumbat oleh sampah atau material lainnya. Memeriksa tebing-tebing, apakah vegetasinya atau tembok penahan tanahnya masih bagus.

Jika terjadi retakan di tanah atau di tembok penahan tersebut apalagi ada aliran air yang merembes, hal itu merupakan tanda bahwa bisa terjadi potensi longsoran yang berbahaya.

“Dalam kondisi demikian khususnya ketika terjadi hujan lebat, sebaiknya masyarakat yang bermukim sekitar tebing seperti itu melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman,” pungkasnya.

(muh)


Terkait Bandung Raya
Tanam Pohon di KBU Dalam Rangka Perbaiki Ekosistem di Hari Bumi Internasional
Bandung Raya
Tanam Pohon di KBU Dalam Rangka Perbaiki Ekosistem di Hari Bumi Internasional

RADARBANDUNG.id, CIMENYAN – Peringati Hari Bumi Internasional, Sharing Happiness, Lokadesa Ekspedisi dan Durian Nusantara bersama Masyarakat Desa Mekarmanik, Kabupaten Bandung, menggelar acara penanaman pohon di kawasan Bandung Utara. Seperti diketahui Kawasan Bandung Utara yang dulunya dikenal sebagai paru-paru kota bandung, kini mulai terancam akibat bangunan-bangunan liar serta praktik pertanian yang tidak sesuai dengan aturan. Hal […]

Walikota Bandung M Farhan Lepas Tim Ekspedisi Wanadri 2025 di Pendopo
Bandung Raya
Walikota Bandung M Farhan Lepas Tim Ekspedisi Wanadri 2025 di Pendopo

Walikota Bandung Muhammad Farhan resmi melepas tim ekspedisi Wanadri 2025 yang diikuti sebanyak 50 orang.

Lalamove Ride dengan Armada Roda Empatnya Kini Hadir di Bandung, Solusi Tepat untuk Perjalanan Rombongan!
Bandung Raya
Lalamove Ride dengan Armada Roda Empatnya Kini Hadir di Bandung, Solusi Tepat untuk Perjalanan Rombongan!

RADARBANDUNG.id- Kini hadir kabar baik untuk Anda warga Bandung dan sekitarnya. Lalamove Ride, layanan transportasi online yang sebelumnya dikenal luas dengan jasa pengiriman, kini memperluas layanannya dengan menghadirkan armada roda empat (4W) di Bandung. Layanan ini menjadi solusi tepat untuk perjalanan rombongan, baik itu bersama keluarga, rekan kerja, atau teman-teman Anda. Dengan berbagai keunggulan dan […]

9 Nama Bakal Calon Rektor UPI 2025-2030 Lanjut ke Tahap Berikutnya, Ini Daftarnya
Bandung Raya
9 Nama Bakal Calon Rektor UPI 2025-2030 Lanjut ke Tahap Berikutnya, Ini Daftarnya

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Sembilan nama bakal calon rektor UPI periode 2025-2030 telah ditetapkan berdasarkan hasil sidang pleno Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Dalam pleno tersebut, peserta diajak untuk bersama-sama membaca dan menandatangani ikrar komitmen anti konspirasi dalam pemilihan rektor tahun ini, sebagaimana disampaikan MWA UPI Komjen. Pol (Purn) Drs. Nanan Soekarna. Pleno MWA […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.